Blitar - Penemuan arca kepala Kala di Blitar membuat banyak warga penasaran. Sebab, mereka juga melihat dua arca serupa berada di depan pintu masuk punden Joko Pangon.
Lokasi sawah ditemukan arca kepala Kala dengan punden hanya sekitar 100 meter arah utara. Punden ini dipercaya warga sekitar sebagai tempat bersemayamnya tokoh yang membuka wilayah Gedog, Joko Pangon.
Saat ini juru kunci punden itu adalah Mansyur. Pria 46 tahun itu juga sebagai Ketua RT 2 RW 8, lokasi ditemukan arca kepala Kala di area sawah warga. Mansyur tidak tahu persis bagaimana proses dua arca kepala Kala diletakkan di depan punden Joko Pangon.
"Saya ini juru kunci keempat. Jadi tidak tahu persisnya
gimana dua arca yang sama ada di depan punden Joko Pangon. Setahu saya, sejak saya masih kecil, dua arca itu sudah di situ tempatnya," ucap Mansyur kepada
detikcom di rumahnya, Desa Gedog, Kecamatan Sananwetan, Rabu (4/9/2019).
Sepengetahuan Mansyur, di punden Joko Pangon inilah semua aktivitas ritual warga Gedog dimulai. Apalagi jika mereka akan menggelar hajatan besar. Ritual digelar agar acara yang mereka rencanakan bisa berjalan lancar dan sukses.
"Istilahnya mohon doa restu danyangan sini. Karena pernah ada yang menggelar jaranan, tapi tidak ritual di sini. La kok yang main jaranan
ndak bisa disembuhkan pas kesurupan," ungkapnya.
Dari cerita neneknya juga, rumah Mansyur, yang berjarak 50 meter dari punden, sering muncul penampakan anjing putih. Konon, anjing putih ini penjelmaan Joko Pangon yang ingin melindungi warga Gedog.
"Saya belum pernah melihat sendiri. Tapi pas Kelud mau meletus pada 2014, ada warga saya yang melihat anjing putih berjalan di kampung ini," ujarnya.
Lalu apa hubungan punden itu dengan struktur candi yang ditemukan petani Toiran? Belum ada yang bisa menjelaskan secara gamblang. Namun di punden itu juga terdapat situs purbakala lainnya berupa yoni. Yoni setinggi 1 meter itu berada di bawah pohon beringin besar di tengah punden Joko Pangon.
"Siapa Joko Pangon tidak ada yang tahu pasti. Hanya ceritanya yang melegenda. Secara logika, keberadaan punden ini menguatkan dugaan, dari struktur candi yang ditemukan memang ada candi besar di sini," kata Kepala Disbudpar Pemkot Blitar Tri Iman Prasetyono.
Tri juga mendengar cerita turun-temurun bahwa Joko Pangon adalah anak seorang janda dari Jatimalang. Lokasi desa itu sekitar 5 kilometer dari Gedog. Konon, Joko Pangon bersemedi di Candi Gedog sebagai candi peribadatan.
"Kalau sekadar cerita, warga sana mendengar dari nenek mereka memang ada Candi Gedog. Candi itu roboh ke selatan. Makanya banyak puing batu bata ukuran besar ditemukan di situ. Tapi sampai saat ini belum ada kajian ilmiah yang membuktikannya," pungkas Tri.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini