Kepala Syahbandar Prigi, Abdul Iman, mengatakan sesuai ramalan cuaca dari BMKG, ketinggian gelombang di perairan selatan Trenggalek antara 2,5 hingga 4 meter, sehingga berbahaya untuk beberapa jenis kapal nelayan.
"Sesuai data BMKG, gelombang tinggi ini diprediksi terjadi mulai kemarin (29/8/2019) sampai besok tanggal 31 Agustus," kata Iman, Jumat (30/8/2019).
Gelombang tinggi perairan selatan Jawa akibat adanya Tropical Storm Podul 992 hPa di Laut Cina Selatan, dengan pola angin di wilayah selatan Indonesia berasal dari Timur - Tenggara dengan kecepatan berkisar 4 - 25 Knot.
Sedangkan wilayah Indonesia bagian utara, angin dari Tenggara - Barat Daya dengan kecepatan mencapai 4 - 25 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Makassar bagian selatan, Laut Arafuru, dan Perairan timur Bitung.
Kondisi gelombang tinggi dan angin kencang di perairan selatan Trenggalek dinilai bisa mengancam keselamatan kapal nelayan, sebab rata-rata kapal nelayan yang digunakan adalah jenis purse sein atau slerek.
"Aktivitas nelayan dengan perahu slerek itu adalah menebar jaring, ketika arusnya kuat, kemudian anginnya juga kencang dan gelombang tinggi tentu akan rawan. Makanya kami juga berikan imbauan sesuai BMKG," ujarnya.
Dari catatan yang dikeluarkan BMKG, kondisi angin akan membahayakan kapan nelayan apabila berada di atas kecepatan 15 knot dengan gelombang di atas 1,25 meter. Sedangkan untuk kapal tongkang kondisi berbahaya apabila kecepatan angin di atas 16 knot dengan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.
Dijelaskan para nelayan yang beroperasi di kawasan Teluk Prigi biasanya akan mengikuti arahan dari Syahbandar, namun beberapa terkadang masih nekat untuk melaut untuk mengetahui secara riil kondisi di tengah.
"Ya memang biasanya ada yang masih berspekulasi atau untung-untungan dengan mencoba melaut, tapi ya itu, kalau memang kondisi gelombang tinggi mereka akan kembali dengan konsekuensi rugi BBM," imbuhnya.
Iman menambahkan, pada pertengahan tahun seperti ini biasanya merupakan musim panen ikan, namun akibat perubahan cuaca, khusunya gelombang dan angin tangkapan ikan sering berubah-ubah.
"Kadang dua hari ramai, kemudian sepi lagi," jelasnya.
Tonton juga video Polisi Antisipasi Gelombang Tinggi di Pelabuhan ASDP Ketapang:
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini