Krisis Air Bersih Paksa Warga Jombang Mengais Air dari Sungai Kering

Krisis Air Bersih Paksa Warga Jombang Mengais Air dari Sungai Kering

Enggran Eko Budianto - detikNews
Rabu, 21 Agu 2019 10:50 WIB
Warga mencari air di sungai yang kering (Enggran Eko Budianto/detikcom)
Jombang - Krisis air bersih selama sebulan terakhir melanda Jombang. Kondisi ini memaksa sebagian warga Dusun Babatan, Desa Sumberejo, Kecamatan Wonosalam, mengais air dari sungai yang mengering. Untuk ke sungai tersebut, warga harus berjalan kaki sejauh 1,5 kilometer.

Seperti yang dilakukan Kakek Suwito (74), warga Dusun Babatan. Sembari menenteng jeriken kecil, dia harus menyusuri jalan setapak di antara hutan jati dari rumahnya. Jarak yang ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 1,5 km untuk sampai pada sebuah sungai yang telah kering.

Mata Suwito tertuju pada sebuah lubang di sudut sungai tersebut. Pada lubang berdiameter 50 cm itu masih terdapat air. Meski air tidak benar-benar jernih, dia terpaksa membawanya pulang. Ya, air dari lubang itu dia tuang ke dalam jeriken menggunakan gayung hingga penuh.

"Air ini buat mandi, juga direbus untuk masak," kata Suwito kepada wartawan di lokasi, Rabu (21/8/2019).

Krisis air bersih di kampungnya, lanjut Suwito, terjadi selama satu bulan. Selama ini warga Dusun Babatan mengandalkan air dari sumber di atas kampung yang dialirkan dengan pipa ke beberapa tandon. Namun pasokan air ini kerap tersendat karena semakin kecilnya debit air pada sumber tersebut.


"Warga sini, kalau bisa, minta sumbangan air dari Pemkab Jombamg pakai tangki," ujarnya.

Warga Dusun Babatan lainnya, Mujianto (52), menjelaskan, setiap musim kemarau, krisis air bersih melanda kampung halamannya. Warga hanya mengandalkan air dari sumber yang disalurkan ke delapan tandon di setiap musala. Jarak sumber air tersebut sekitar 3 km dari permukiman penduduk.

Tandon-tandon tersebut mempunyai kapasitas 500-1.750 liter. Pasokan air bersih tersebut selama ini menjadi tumpuan 25 keluarga di kampungnya. Hanya, pasokan air kerap kali tersendat karena debit pada sumber kian kecil.

"Kalau di tandon lainnya kosong, warga sini biasanya ambil di tandon atas sendiri. Semakin banyak tempat menyimpan air di rumah masing-masing, maka semakin banyak airnya," terangnya.

Mujianto menambahkan sebagian warga memilih mengambil air sungai saat pasokan air bersih dari sumber tersendat. Menurut dia, air sungai biasa digunakan warga untuk mencuci baju dan alat masak.

"Ambil air di sungai untuk cuci piring, cuci baju. Kalau masak dan minum warga ambil di tandon paling atas," tandasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.