Enam desa yang sedang dilanda krisis air bersih yakni Desa Kunjorowesi, Manduro Manggunggajah dan Kutogirang di Kecamatan Ngoro, Desa Duyung di Kecamatan Trawas, serta Desa Dawarblandong dan Simongagrok di Kecamatan Dawarblandong.
"Lokasi krisis air bersih tidak ada perubahan, tetap seperti semula," kata Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto Muhammad Zaini saat dihubungi detikcom, Senin (19/8/2019).
Zaini menjelaskan, kekeringan yang terjadi di 6 desa tersebut mengakibatkan 7.386 jiwa kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Dengan rincian 1.207 jiwa di Dusun Kandangan dan 400 jiwa di Dusun Kunjorowesi, Desa Kunjorowesi.
Krisis air bersih di Desa Manduro Manggunggajah dialami 700 jiwa penduduk Dusun Buluresik dan 300 jiwa Dusun Manggunggajah. 750 Jiwa di Dusun Gadon, Desa Kutogirang.
Desa Dawarblandong krisis air bersih dialami 750 jiwa di Dusun Sekeping dan 700 jiwa di Dusun Dawar. Desa Simongagrok meliputi Dusun Tempuran 375 jiwa, Dusun Ngagrok 825 jiwa, Genceng 420 jiwa dan Dusun Mlati 450 jiwa. Sedangkan di Dusun/Desa Duyung 509 jiwa.
"Bantuan air bersih terus kami salurkan setiap hari ke enam desa terdampak," terang Zaini.
Setiap harinya, kata Zaini, pihaknya mengirim 11 truk tangki air bersih ke 6 desa yang dilanda kekeringan. Yaitu 1 truk untuk Desa Dawarblandong dan Simongagrok, 4 truk tangki untuk Desa Duyung, 4 truk untuk Desa Kunjorowesi, serta masing-masing 1 truk tangki untuk Desa Kutogirang dan Manduro Manggunggajah.
Sayangnya, Zaini enggan memberi penjelasan saat ditanya solusi untuk mengatasi krisis air bersih yang terjadi sejak Juni 2019. Dia berdalih solusi jangka panjang menjadi tugas Dinas PUPR Kabupaten Mojokerto.
"Tugas kami adalah penanganan tanggap darurat," pungkasnya.
Kekeringan, Ratusan Petani di Pasuruan Cari Air hingga 10 Km:
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini