Para peserta upacara kompak mengenakan pakaian khas adat Jawa layaknya abdi keraton. Mengenakan beskap, blangkon lengkap dengan pedang dan tombak.
"Ini adalah upacara kita dalam rangka mempertahankan budaya Jawa khususnya budaya tradisional Jawa," tutur Ketua Panitia Sunarso kepada detikcom, Sabtu (17/8/2019).
![]() |
Tujuannya, lanjut Sunarso, ingin mengenalkan kepada generasi muda pakaian khas adat Jawa serta mengajarkan penggunaan bahasa Jawa saat upacara bendera.
"Tidak hanya pakaian dan atributnya yang Jawa, tetapi kami juga menggunakan bahasa Jawa," terang dia.
Sebab, bahasa yang digunakan dalam upacara induknya atau asalnya dari bahasa keraton. Tema kali ini yang dipilih yakni Karaton Surakarta Hadiningrat.
"Karena kami perkumpulan abdi dalem keraton Surakarta, cabang gebang Tinatar-Ponorogo," imbuh dia.
Menurutnya, dalam upacara kali ini juga ingin mengenang jasa pahlawan khususnya Ponorogo, RM Martapura yang dengan gagah berani menumpas penjajah di Madiun. Pun juga sosok pahlawan lainnya ada Bergodo Sumo Nagoro serta Bergodo Eyang Merto Negoro.
"Selesai upacara kami akan kirim doa dan ziarah makam kepada para pahlawan Ponorogo," pungkas dia. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini