Kapolsek Campurdarat, AKP Maga Fidri Isdiawan, mengatakan kuburan yang berada samping masjid Padepokan Bintang Kemakmuran Nusantara adalah Suryat Suyono, salah satu tokoh padepokan. Suryat meninggal 9 hari lalu dan oleh keluarga dikebumikan di samping masjid.
"Tapi ternyata keberadaan makam ini mendapat penolakan dari masyarakat sekitar, sehingga tiga hari yang lalu kami lakukan mediasi, hingga akhirnya keluarga almarhum bersedia memindahkan makam itu," kata Maga, Kamis (15/8/2019).
Aksi penolakan warga dilakukan karena pemakaman jenazah di area perkampungan dinilai tidak lazim di desa tersebut. Selain itu posisi makam berdekatan dengan jalan, sehingga dikhawatirkan akan memberikan rasa takut terhadap masyarakat yang beraktivitas di sekitarnya.
"Selain itu almarhum ini meskipun sudah lama tinggal di sini tapi yang bersangkutan masih belum tercatat sebagai warga sini, KTP-nya masih Trenggalek," ujarnya.
Dari pantauan detikcom, masyarakat sekitar terus melakukan pengawasan hingga pelaksanaan pemindahan makam. Sesekali teriakan warga terdengar agar proses pembongkaran segera dilakukan.
Setelah diangkat dari liang lahat jenazah Suryat langsung dimasukkan peti dan dibawa ambulan ke salah satu TPU di Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.
Sementara keluarga Suryat, Imam Baihaqi Maksum, mengatakan pihaknya sengaja memakamkan Suryat di samping masjid sesuai dengan wasiat almarhum saat masih hidup.
"Ini masalah amanah, saat bapak saya sudah berapa bulan sakit dia ngasih amanah atau berwasiat kalau nanti saya meninggal atau memang dipundut sama Allah, tolong nanti saya dikebumikan di samping masjid, kalau itu memang masjid sudah jadi atau sudah bisa bikin masjid," kata Imam Maksum.
Namun yang terjadi, masyarakat yang berada di sekitarnya menolak dan menuntut pihak keluarga untuk memindahkan kuburan tersebut ke tempat lain. Proses negosiasi beberapa hari sebelumnya sempat berjalan alot, karena antara warga dan keluarga almarhum saling mempertahankan pendapatnya.
Imam mengaku sempat marah dan bersikeras memperjuangkan keberadaan makam Suryat agar tetap berada di samping masjid. Namun karena tidak ingin berselisih dan dengan masyarakat pihaknya memilih untuk mengalah.
"Sebetulnya mau saya perjuangkan (makam tersebut), tapi apa ya saya tidak mau benturan dengan masyarakat," ujarnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini