Warga itu adalah Suparni (52), warga Desa Gondang, Kecamatan Karangrejo, Magetan. Demi membawa pulang jenazah sang suami, pihak Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun menahan motornya sebagai barang jaminan.
"Ya ini terpaksa motor anak saya buat jaminan karena tidak punya uang untuk membayar biaya rumah sakit dan membawa pulang jenazah suami saya," ujar Suparni kepada detikcom di rumahnya, Selasa, (6/8/2019).
Suparni mengatakan untuk membawa pulang jenazah suaminya, pihak RSI meminta motor milik anaknya Lilik Puryani (40) sebagai jaminan. Pihak RSI Siti Aisyah beralasan uang Suparni tidak cukup untuk membayar biaya perawatan sebesar Rp 6,8 juta.
"Uangnya kurang. Karena panik dan ingin segera memakamkan jenazah, apa yang ada suruh buat jaminan," kata Suparni.
![]() |
Suparni mengungkapkan saat itu uang persediaan anak perempuannya hanya tinggal Rp 500 ribu dan dibayarkan ke pihak kasir. Saat itu pihak kasir meminta motor Honda BeAT beserta STNK untuk ditinggal sebagai syarat dikeluarkannya pengantar pemulangan jenazah.
"Saat itu uang tinggal Rp 500 ribu, karena kurang petugas minta motor dan STNK di tinggal. Gugup waktu itu, pengen gowo muleh dikuburne jenazah bojoku (Panik waktu itu ingin segera di makamkan jenazah suamiku)," ujarnya dengan bahasa Jawa.
Sementara itu Lilik Puryani anak almarhum menuturkan dirinya saat ayahnya meninggal dalam keadaan panik. Dia hanya memikirkan supaya jenazah ayahnya ingin segera di makamkan.
"Saat itu masih panik. Yang ada di pikiran saya hanya ingin segera bawa pulang jenazah ayah saya. Uang tinggal Rp 500 ribu saya kasihkan kasir termasuk kunci motor dan STNK, termasuk nomor parkir kendaraan," ungkap Lilik di samping ibunya.
Sambil menunjukkan bukti pembayaran uang muka bertuliskan Rp 500 ribu, Lilik juga menunjukan tanda peserta BPJS ayahnya yang di tolak pihak RSI Siti Aisyah Madiun. Sehingga perawatan ayahnya dengan fasilitas umum dan bukan BPJS.
Tonton video Alasan 5,2 Juta BPJS Kesehatan Dinonaktifkan:
(iwd/iwd)