Mlinjon, Desa di Trenggalek Langganan Kekeringan Saat Kemarau

Mlinjon, Desa di Trenggalek Langganan Kekeringan Saat Kemarau

Adhar Muttaqin - detikNews
Rabu, 31 Jul 2019 09:01 WIB
Kekeringan melanda Trenggalek/Foto: Adhar Muttaqin
Trenggalek - Setiap musim kemarau, sejumlah desa di Trenggalek menjadi langganan kekeringan. Sumur-sumur di perkampungan dan sejumlah mata air mengering sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan warga.

Salah satu daerah yang kerap mengalami krisis air yakni Dusun Selorejo, Desa Mlinjon, Kecamatan Suruh. Di saat musim kekeringan warga harus mencari pasokan air hingga ke kawasan hutan. Ketersediaan air di sumber atau belik maupun sumur bersama yang biasa dimanfaatkan masyarakat kondisinya mengalami penyusutan drastis.

"Di sini ini sudah langganan kekeringan, kalau kemarau ya seperti ini, sungai kering total. Sedangkan sumur itu yang biasanya cukup untuk warga nyaris kering dan tinggal sedikit airnya," kata salah seorang warga Patmiatin, Rabu (30/7/2019).

Meski nyaris kering, warga setempat nekat memanfaatkan air tersebut. Mereka harus mengantre sambil membawa jeriken maupun ember untuk penampungan air. Apabila kondisi air di dalam sumur habis, warga harus menunggu hingga berjam-jam hingga air kembali menggenang.

"Kalau airnya keruh ya diamankan dulu biar jernih. Kalau sudah kekeringan seperti ini ya harus benar-benar hemat air," ujarnya.


Ketua RT 43 Guntoro mengatakan, kekeringan tahun ini telah terjadi sejak tiga bulan terakhir. Kini warga terpaksa harus mengantre di dua sumur bersama dan satu sumber air yang kondisinya kian kritis.

"Sumur ini biasanya dimanfaatkan oleh sekitar 30 KK. Kondisinya ya seperti ini, ambil satu ember saja tidak penuh karena sudah sampai dasar. Harus antre dan sabar," ujarnya.

Guntoro mengaku, setiap hari warga selalu ramai mengantre di sumur pada pagi dan siang hari. Mereka mencari pasokan air bersih untuk keperluan memasak, air minum, mencuci dan mandi. Selain dari sumur bersama, saat ini warga juga menggantungkan pasokan air bersih dari BPBD Trenggalek.

"Bantuan air bersih itu kadang dikirim dua hari sekali, tiga hari sekali dengan jumlah kiriman bervariasi, kadang juga langsung tiga tangki sekaligus. Kalau bantuan itu yang utama untuk memasak dan air minum. Ya cukup tidak cukup kami bersyukur saja ada bantuan," jelasnya.

Menurutnya, warga setempat telah melakukan berbagai upaya agar kekeringan tidak terus terjadi setiap tahun. Bahkan beberapa warga mencoba membuat sumur bor hingga kedalaman 90 meter.


"Tapi hasilnya gak ada, hanya lapisan pasir, sedangkan bagian atasnya batubara," terangnya.

Sekretaris BPBD Trenggalek Tri Puspitasari mengatakan, hingga saat ini terdapat 14 desa di Trenggalek yang mengalami krisis air dan telah mendapatkan pasokan air bersih.

Belasan desa tersebut beberapa di antaranya yakni Desa Karangtengah, Terbis, Besuki, Ngrencak, Nglebeng, Banjar Kecamatan Panggul, Mlinjon, Suruh, Wonokerto, Kecamatan Suruh.

"Kemudian di Kecamatan Karangan Jatiprahu dan Ngentrong, Kecamatan Watulimo di Desa Ngembel dan Kecamatan Tugu di Desa Gading serta Kecamatan Kampak di Bogoran. Sehingga total kecamatan yang sudah terdampak ada enam kecamatan," imbuhnya.

Selain itu pemerintah daerah juga telah menetapkan siaga kekeringan di 13 kecamatan dari total 14 kecamatan di Trenggalek. Hanya Kecamatan Gandusari yang tidak masuk wilayah rawan kekeringan. (sun/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.