Tak tanggung-tanggung, sate berukuran raksasa 1,05 meter persegi dibagikan secara gratis bersama 2.500 lontong.
"Ini sebagai awal pembukaan kampung sate di Setono," tutur Ketua Paguyuban Sate Setono Samsul Hidayat kepada detikcom saat dikonfirmasi, Minggu (14/7/2019).
Samsul menambahkan sate ayam Setono sudah ada sejak tahun 1878. Kawasan sate ini diawali oleh 4 orang, yakni Kartowinangun, Surorejo, Saleh dan Tukiman. Hingga saat ini ada 50 orang yang berjualan sate di Kelurahan Setono.
Potensi wisata kuliner ini pun sempat redup hingga akhirnya warga bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Ponorogo membuat acara ini agar sate Setono bisa lebih dikenal.
"Total ada 2.500 porsi lebih yang dibagikan gratis," terang dia.
Salah satu warga setempat, Andita Puspitasari mengaku lebih senang dengan sate Setono. Sebab, rasa dagingnya lebih nikmat karena diolah dan diberi bumbu sebelum dibakar.
"Dagingnya empuk dan bisa tahan 3-4 hari, sambelnya juga enak bukan pakai sambel pecel pada umumnya," jelasnya.
Sementara Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni menambahkan mengapresiasi acara sate lontong terbesar yang semakin mendorong Ponorogo dalam tahun wisata.
"Saya minta berbagai pihak untuk aspek-aspek promosi, manajemen dan kemasan supaya lebih menarik lagi sate Setono ini," pungkas dia.
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini