Ketua DPC Partai Demokrat Trenggalek Mugianto, mengatakan saat ini pihaknya baru mulai melakukan pembahasan ditingkat awal untuk menjaring nama-nama kader maupun nonkader yang dinilai layak untuk diusulkan ke partai koalisi.
"Kalau nama pasti yang kami usulkan ke koalisi masih belum, karena kami juga baru melakukan pembahasan. Hanya saja sementara memang ada dua nama yang kami anggap layak untuk diusulkan, yakni saya sendiri dan Pak Lamuji (mantan ketua DPC Partai Demokrat)," kata Mugianto, Senin (1/7/2019).
Menurutnya proses pengusulan nama kandidat ke tingkat koalisi masih perlu dilakukan pembahasan lebih mendalam dan harus mempertimbangkan berbagai aspek. Pihaknya berharap nama kandidat yang nantinya akan diusulkan partainya ke koalisi pemimpin bisa disetujui untuk dibawa ke DPRD.
Namun pihaknya mengaku, proses pengisian wakil bupati Trenggalek masih membutuhkan waktu yang relatif lama. Sebab, lima partai yang dulu mengusung pasangan Bupati Emil Dardak-Mochammad Nur Arifin, harus mengerucutkan nama-nama yang diusulkan masing-masing partai menjadi dua nama.
"Kalau memang pada penjaringan tahap pertama yang sudah ditetapkan DPRD, partai pengusung belum menentukan nama maka akan dibuka untuk tahap kedua," ujarnya.
Pria yang akrab disapa Obeng ini menambahkan dengan posisi Bupati M Nur Arifin yang kini telah menjadi kader PDIP, pihaknya berharap posisi wakil bupati yang ditinggalkan diisi oleh partai lain.
"Demi lancarnya kepemimpinan, kalau saat ini bupatinya sudah dari PDIP, tentu idealnya wakilnya ya dari partai lain yang disetujui oleh anggota koalisi, idealnya seperti itu," imbuhnya.
Namun Mugianto mengaku, partainya berkomitmen akan terus mengawal pemerintahan hingga akhir masa jabatan bupati dan wakil bupati Trenggalek pada 2021 mendatang. Saat disinggung terkait kemungkinan keberlangsungan koalisi hingga periode kedua, Mugi mengaku ada kemungkinan bisa terjadi.
"Ya bisa saja terjadi, kalau memang kepemimpinan selama lima tahun terakhir dianggap berhasil dan diterima oleh masyarakat, kenapa tidak, bisa saja koalisi ini akan berlanjut," jelasnya.
Sementara Ketua DPC PDIP Trenggalek, Doding Rahmadi, mengaku hingga kini pihaknya juga belum menunjuk kandidat yang akan diusulkan ke koalisi. Akan tetapi di internal partainya telah dilakukan beberapa pembahasan terkait pengisian posisi Wakil Bupati.
"Kami sempat ada pembahasan terkait pemilihan wakil bupati, yang pertama terkait santernya isu politik yang, kemudian kedua terkait bagaimana rumusan penentuan nama yang akan diusung koalisi, karena kami kan ada lima partai pengusung," kata Doding.
Selain itu kandidat yang akan diusung juga harus mendapatkan rekomendasi masing-masing DPP partai pengusung. Pihak berharap proses pembahasan di tingkat koalisi bisa mengerucutkan nama secara tepat dan disetujui oleh seluruh partai, sehingga pengajuan remomendasi akan lebih mudah.
"Kami tidak ingin nama yang kami usulkan ke DPP yang kemudian disetujui ternyata tidak dipakai, kan mubazir rekomendasi itu," ujarnya.
Doding mengaku di internal PDIP hingga saat ini belum menentukan kandidat yang akan diusung ke penjaringan di tingkat koalisi. Pihaknya masih mengunggu proses reorganisasi partainya pada pekan depan.
"Karena pekan depan saya sudah demisioner dari posisi ketua, maka kami lebih memilih untuk menunggu hasil reorganisasi," ujar Doding.
Terkait nama yang diusung koalisi, PDIP tidak mematok harga mati berasal dari kader partainya. Namun bisa dari kader partai koalisi atau di luar itu, hanya saja kandidat yang diusung harus sejalan dengan visi misi partainya.
"Karena kalau yang kami usung harus menandatangani semacam pakta integritas setia NKRI harus memperjuangkan ideologi Pancasila dan sebagainya. Kalau tidak mau ya tidak lolos kualifikasi PDIP," jelasnya.
Di sisi lain, Ketua DPC Partai Gerindra Trenggalek Nur Hadi Rokhmad mengatakan saat ini partainya telah memiliki beberapa nama kader yang siap diusulkan ke tim penjaringan koalis, bahkan tidak menutup kemungkinan ada nama yang berasal dari luar parpol koalisi.
"Kalau internal Gerindra, ya saya sendiri, kemudian Nur Efendi. Dari luar bisa jadi seperti Kusprigianto (Kadisdikpora) atau Hendro," ujar Nur Hadi.
Dikatakan beberapa tokoh saat ini juga telah menghubungi partainya untuk diusulkan pada saat penjaringan kandidat Wakil Bupati Trenggalek.
Dalam koalisi pengusung pasangan Emil Dardak - M Nur Arifin terdapat lima partai politik, yakni PDIP, Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Gerindra dan PAN. Partai tersebut pada tahun 2015 lalu mengusung Emil Dardak dan M Nur Arifin, namun ditengah perjalanan Emil maju dalam Pilkada Jatim dan terpilih sebagai Wakil Gubernur Jatim mendampingi Khofifah Indar Parawansa.
Kekosongan kursi Bupati Trenggalek selanjutnya diisi oleh Mochammad Nur Arifin, sedangkan kursi wakil bupati menjadi kosong dan harus dilakukan melalui pemilihan di DPRD Trenggalek. Nantinya akan ada dua nama yang diusulkan oleh partai pengusung untuk dipilih di DPRD.
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini