Menurut warga, keberadaan los atau stand Pujasera tersebut sangat merugikan warga sekitar. Karena selain merusak sejumlah fasilitas umum warga, akses jalan menuju rumah warga juga terganggu.
"Sejak ada Pujasera tersebut kami kesulitan keluar masuk. Karena akses jalannya menjadi sangat sempit," aku Taufik Jumhur, warga setempat, saat ditemui detikcom di rumahnya, Senin (18/6/2019).
Belum lagi, imbuh Taufik, warga setempat yang memiliki kedaraan roda empat, aksesnya tertutup. Akibatnya, mereka yang sebelumnya memiliki mobil sudah akhirnya banyak yang dijual karena tidak ada jalan keluar masuk.
"Selain itu, Pujasera itu jika malam hari jadi ajang mesum. Karena memang kosong dan gelap," kata Taufik Jumhur.
Sementara salah seorang anggota Komisi II DPRD Bondowoso yang sempat berdialog dengan warga, Mohamad Sinol, mengatakan persoalan tersebut akan segera disampaikan ke dinas terkait.
"Kami akan pelajari dulu di mana letak simpulnya. Karena pujasera ini sudah berdiri, kok masih menyisakan persoalan. Berarti ada yang miskomunikasi," kata politisi asal PKB ini.
Apalagi, tegas Sinol, panggilan karibnya, pujasera tersebut jadi kawan berikat dengan jembatan baru Ki Ronggo.
"Pembangunan pujasera sebenarnya perencanaannya sudah bagus, dan ada dasar hukumnya, yakni perda. Tapi realisasinya mungkin ada yang salah," pungkas Sinol. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini