Kapolsek Durenan AKP Solichin mengatakan jumlah pengemis yang diamankan mencapai 34 orang dari berbagai usia. Mereka disinyalir sengaja bersembunyi di dalam pasar untuk menghindari penertiban Satpol PP.
"Mereka ini jumlahnya cukup banyak. Awalnya ada informasi dari masyarakat tentang keberadaan puluhan orang di pasar dan terminal, kemudian Satpol PP koordinasi dengan kami, sehingga kami ikut terjun mem-backup penertiban," kata Solichin, Rabu (12/6/2019).
Dari pendataan, para pengemis tersebut rata-rata berasal dari wilayah Kediri, Blitar, dan Tulungagung, mereka disinyalir merupakan sindikat yang biasa meminta-minta pada saat ada kegiatan besar di masyarakat.
"Dan memang betul rencananya mereka ini akan mengemis pada saat perayaan lebaran ketupat di Durenan hari ini tadi. Dalam pengamanan ini, polisi hanya membantu Satpol PP, untuk selanjutnya kami serahkan penanganannya ke Satpol PP," ujarnya.
Sementara itu, Kasi Pengembangan Manajemen Informasi Satpol PP Trenggalek, Ajeng Rusidamayanti membenarkan adanya penertiban gelandangan dan pengemis (gepeng) yang akan beroperasi di Durenan. Satpol PP langsung melakukan pendataan dan pembinaan terhadap seluruh pengemis yang terjaring.
"Total yang kami amankan ada 34 orang, mereka sudah kami lakukan pendataan terhadap seluruh pengemis itu. Mereka langsung kami pulangkan dan tidak boleh beroperasi di Trenggalek," ujarnya.
Dari pendataan diketahui, para pengemis merupakan satu jaringan yang telah terorganisir dengan rapi dan selalu hadir bersama-sama pada saat ada kegiatan masyarakat. Sebagian besar pengemis itu merupakan satu keluarga.
"Jadi komplit, rata-rata satu keluarga, ayah ibu anak, bahkan kakak adik. Mereka kami ancam akan kami bawa ke proses hukum apabila nekat beroperasi lagi di Trenggalek. Kami sudah pernah mengajukan tipiring terhadap anjal hingga dijatuhi hukuman oleh hakim," imbuh Ajeng. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini