Kepala Pemadam Kebakaran Pemkab Gresik Eka Prapangasta menyampaikan, petugas memiliki kendala saat memadamkan api. Mereka kesulitan karena suplai air tidak stabil.
"Saat ini belum padam. Yang menjadi kendala ialah suplai air. Selain itu di kawasan perkotaan di Gresik tidak memiliki hydrant," kata Eka saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (9/6/2019).
Eka menambahkan, saat ini air yang digunakan untuk memadamkan si jago merah diambil dari Mako Damkar Gresik. Bahkan pihaknya meminta bantuan suplai air di kawasan industri milik PT Petrokimia.
"Dalam pemadaman yang terpenting adalah suplai air. Kami harus kembali ke mako untuk ambil air. Itu pun kapasitas hanya 8 tangki air saja. Kami meminta bantuan suplai air milik Petro," imbuh Eka.
Api masih berkobar di bagian tengah gedung. Menurut Eka, besarnya kobaran api lantaran banyak bahan yang mudah terbakar di pabrik tersebut.
"Bangunan seperti baja menjadi bengkok karena panas api. Di dalam juga banyak bahan yang mudah terbakar seperti karpet, kain dan bahan jeans," ungkap Eka.
Kebakaran tersebut terjadi sejak pukul 14.00 WIB. Tujuh unit mobil damkar sudah diterjunkan. Tiga dari Pemkab Gresik dan satu unit dari PJB, Semen, Petro Kimia dan Damkar Kota Surabaya.
Tidak hanya melalap gedung serta isinya, si jago merah juga menghanguskan satu unit sepeda motor dan membakar bagian depan mobil boks.
"Untuk korban nihil sedangkan untuk kerugian nanti pihak kepolisian yang berwenang," pungkas Eka. (sun/bdh)











































