Razia kendaran pribadi dan bus antar kota itu digelar di perbatasan pintu masuk kota Bojonegoro di perbatasan Boureno-Babat dan arah keluar kota Bojonegoro Bojonegoro-Ngawi dan Cepu,
"Seruan people power diprediksi berpotensi memunculkan gelombang demonstrasi dan dapat menimbulkan perpecahan sesama anak bangsa. Kita harap masyarakat Bojonegoro tidak ada yang berangkat, kita ingin Bojonegoro aman, nyaman, damai sehingga pembangunan dapat berjalan dengan lancar," ucap Kapolres Bojonegoro AKBP Ary Fadli kepada detikcom, Senin (20/5/2019).
Dalam razia itu, barang bawaan penumpang petugas langsung digeledah. Petugas juga memeriksa kartu identitas masing-masing penumpang. Selain di tiap perbatasan kota, di terminal dan stasiun kota Bojonegoro juga tak luput dari razia.
Salah satu penumpang bus malam, Yudi (45) juga sempat kaget adanya razia ini. Namun dia malah berterima kasih karena operasi ini membuat para penumpang malah nyaman saat akan berpergian.
"Tadi sempat kaget, tapi setelah dikasih penjelasan kalau ini razia yang hendak ke Jakarta ikut demo akhirnya saya baru ngerti. Ya baguslah kita penumpang malah merasa nyaman," ujar Yudi.
Razia malam ini memang akan lebih ketat, karena para peserta aksi dimungkinkan akan berangkat malam ini dan besok pagi. Para aparat gabungan yang terdiri dari polisi dan TNI terus bersiaga.
Antisipasi ini terus dilakukan karena sebelumnya polisi mengamankan empat benda diduga mirip bom molotov di Jembatan Suramadau. Benda tersebut dibawa oleh rombongan asal Pamekasan yang mengaku hendak berangkat ke Jakarta untuk ikut aksi 22 Mei. (iwd/iwd)