Sebanyak empat petugas siap di belakang meja masing-masing pukul 10.00 wib. Mereka ada yang memeriksa tekanan darah, mencatat keluhan dan memberikan obat.
Tak hanya awak bus yang bisa mendapatkan layanan ini. Namun calon penumpang juga bisa memanfaatkan pemeriksaan dan mendapatkan obat secara gratis, sesuai sakit yang mereka keluhkan.
"Sebenarnya layanan pengobatan gratis ini program rutin Jasa Raharja Kediri setiap bulan dua kali. Kali ini di Terminal Blitar, karena mendekati lebaran, jadi kami fokuskan layanan di terminal," kata staf layanan Jasa Raharja Kediri, Denni Basuki Rahmad kepada detikcom, Senin (20/5/2019).
Layanan pengobatan gratis ditargetkan bisa melayani sebanyak 50 warga. Tujuannya, awak bus atau penumpang yang kondisi fisiknya kurang baik, bisa mendapatkan pengobatan gratis di sini.
"Dengan diperiksa kesehatannya, kami jadi tahu kondisinya. Mampu atau tidak melakukan perjalanan. Kalau tidak mampu, ya kami anjurkan tidak meneruskan perjalanan. Kalau keluhan ringan, kami berikan obat yang tidak mempengaruhi tingkat kesadarannya," jelasnya.
Hadirnya layanan pengobatan gratis ini disambut dengan antusias oleh masyarakat yang berada didalam Terminal Type A Patria Kota Blitar. Namun petugas mengutamakan terlebih dahulu awak bus untuk diperiksa.
Tanpa disuruh, para awak bus tampak antre dengan rapi. Mereka tanpa khawatir memeriksakan kondisi kesehatannya. Karena mereka tahu, layanan ini tidak ada tes urine untuk mengetahui penggunaan narkoba.
"Lek enek tes narkobane maleh wedi aku. Ngko ngombe jamu enek pil e ternyata kui narkoba (Kalau ada tes narkobanya malah takut saya. Nanti minum jamu dicampur obat kuat ternyata mengandung narkoba)," gurau Slamet, seorang bus AKAP trayek Blitar-Sumatra ini.
Slamet memang mengaku kerap mengkonsumsi jamu setelan istilahnya. Racikan jamu itu, kerap dicampur pil supaya staminanya terjaga selama mengemudi bus.
Berbeda dengan Ahmad Susilo, kondektur bus trayek Blitar-Kediri-Nganjuk. Menurut Ahmad, seharusnya layanan pengobatan gratis diberikan setiap minggu. Meski dia mempunyai BPJS Kesehatan, namun layanan ini dinilainya lebih gampang.
"Kalau pakai BPJS antre dari pagi sampai jam 4 sore. Tidak bisa sambil kerja. Kalau begini kan enak. Bisa berobat, bisa dapat obat. Bisa tetap kerja," pungkasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini