Stoples Merak Asal Pacitan Ini Laris Manis Jelang Lebaran

Stoples Merak Asal Pacitan Ini Laris Manis Jelang Lebaran

Purwoto Sumodiharjo - detikNews
Jumat, 17 Mei 2019 03:39 WIB
Stoples Merak hasil karya Lusti Utami (Foto: Purwo Sumodiharjo)
Pacitan - Kreativitas kerap muncul mendadak. Biasanya bersamaan datangnya momen tertentu. Ini seperti dialami Lusti Utami (46).

Jelang lebaran, pemilik usaha kerajinan di Jalan Dewi Sartika, Kelurahan Sidoharjo itu tergerak membuat varian karya baru. Yakni stoples berbentuk burung merak.

"Ide itu awalnya memang dari saya. Terus saya diskusikan dengan suami. Akhirnya ketemulah model seperti ini," ucap Lusti saat ditemui detikcom di rumahnya, Kamis (16/5/2019) siang.

Bahan utama kerjinan tersebut tak lain stoples biasa. Benda berbahan plastik padat tersebut lalu dilapisi kain flanel. Tentu saja setelah kain dipotong sedemikian rupa.


Untuk memberi daya lekat tinggi, bagian kain yang akan ditempel diolesi lem bakar. Demikian pula dengan asesoris lain.

Semisal kantong-kantong kecil serta manik-manik. Ornamen tersebut dipasang melingkar di badan stoples.

"Kantong-kantong kecil ini di dalamnya bisa diisi permen," terang ibu 3 anak tersebut sambil menunjuk gula-gula terbungkus plastik di antara lekuk kain.

Kini giliran menyelesaikan sisi atas. Boleh dibilang bagian tutuplah yang menentukan corak dan estetika toples ini. Sebab, pada bagian tersebut boneka badan burung merak ditempelkan.

Tidak itu saja, untuk menyempurnakan karya ada ornamen lain yang ditambahkan. Yaitu berupa ekor yang bulunya tersusun dari kain flanel yang dipotong menyerupai bentuk bulu merak. Motifnya beragam sesuai kombinasi warna.

"Tiap merancang varian baru, biasanya kami matangkan dulu. Mulai dari pola sampai pengerjaannya," tambah Basuki Rahmat (50), suami Lusti.

"Yang ini memang khusus untuk tempat permen saja," kata pria asli Madiun tersebut.


Stoples karya Lusti memang belum diproduksi dalam jumlah besar. Hanya saja dari 3 periode produksi pertama sudah terjual puluhan hasta karya.

Tak hanya pembeli lokal, peminat sudah merambah luar kota. Pola promosi daring, diakui Basuki memberi efek signifikan terhadap pemasaran produknya.

Untuk menyelesaikan 1 unit stoples rata-rata dibutuhkan waktu 30 menit. Diakui Lusri, proses pemotongan kain yang menyita waktu cukup banyak. Adapun harga per unitnya dibanderol Rp 40 ribu.

Meski usaha kerajinan milik Lusti dan suami baru berusia 3 tahun, namun sudah banyak varian karya yang dihasilkan. Selain menjual stoples burung merak, di kios yang merangkap rumah tinggal tersebut juga terdapat aneka produk lain.

Seperti celengan untuk anak, pot gantung, rak bunga, serta tempat tisu. Ada pula buket untuk wisuda, mainan tradisional, juga hiasan ramah lingkungan berbahan kertas koran.

Di tembok belakang etalase juga tampak cermin. Bentuknya bulat berbingkai tali rami dengan ornamen potongan karung goni. (iwd/iwd)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.