Cara Waskita Jawi Berdayakan Anak Tak Mampu dengan Ngaji dan Blangkon

Cara Waskita Jawi Berdayakan Anak Tak Mampu dengan Ngaji dan Blangkon

Charoline Pebrianti - detikNews
Jumat, 10 Mei 2019 03:47 WIB
Di sini anak tak mampu gratis belajar ngaji (Foto: Charoline Pebrianti)
Ponorogo - Di sebuah rumah Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Brotonegaran, Kecamatan Ponorogo, tampak puluhan anak-anak jalanan berkumpul. Mereka sibuk mengaji kitab yang diajarkan oleh Muhamad Zizulhak Samsul Falaqi.

Zizulhak merupakan pendiri Waskita Jawi, sebuah komunitas yang dikhususkan bagi anak-anak jalanan dan anak tidak mampu. Di sini, selain diajarkan agama, mereka juga diajari membuat blangkon. Blangkon adalah tutup kepala yang dibuat dari kain batik dan digunakan oleh kaum pria sebagai bagian dari pakaian tradisional Jawa.

"Blangkon memiliki nilai jual tinggi mulai dari Rp 200 ribu sampai belasan juta rupiah," tutur Zizulhak yang biasa dipanggil dengan Gus Gondrong saat ditemui detikcom di kediamannya, Jumat (10/5/2019).

Keuntungan dari hasil penjualan blangkon digunakan untuk membiayai kehidupan 163 santri yang bertempat tinggal di rumah komunitas Waskita Jawi. Sehingga para santri di sini bebas mengaji dan tinggal tanpa dipusingkan dengan biaya pendidikan.

"Pengiriman blangkon sudah sampai luar negeri ke Jepang, Malaysia, Brunei Darussalam hingga Turki," terangnya.

Dipilihnya produk blangkon, lanjut Gus Gondrong, agar para santri ini bisa meneruskan warisan budaya Jawa. Sebab, saat ini semakin jarang generasi penerus bisa membuat blangkon.


Anak-anak diajari membuat blangkonAnak-anak diajari membuat blangkon (Foto: Charoline Pebrianti)


"Di sini santri juga dididik untuk belajar Bahasa Arab supaya lebih memahami makna Alquran dan juga diajari kepribadian yang berlandaskan agama dari berbagai kitab," terangnya.

Gus Gondrong berharap kepada anak didiknya agar kelak bisa hidup mandiri dengan memiliki karya. Seperti blangkon dan diajari membatik.

"Anak-anak harus punya skill serta punya kepribadian baik agar tidak mudah dipengaruhi hal-hal buruk," jelasnya.

Sementara itu, salah satu santri Wildan Baihaki mengaku mendapatkan berbagai manfaat saat mondok disini. Selain diajari membuat blangkon mereka juga diajari membatik.

"Selain itu kegiatan kegiatan mingguan juga rutin dilakukan seperti ngaji, kegiatan literasi dan kajian keilmuan baik agama maupun umum," pungkasnya. (iwd/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.