Masih Dipenuhi Lumpur Pasca Banjir, Siswa SD di Mojokerto Batal Belajar

Masih Dipenuhi Lumpur Pasca Banjir, Siswa SD di Mojokerto Batal Belajar

Enggran Eko Budianto - detikNews
Rabu, 08 Mei 2019 11:21 WIB
Pasca banjir penuh lumpur/Foto: Enggran Eko Budianto
Mojokerto - Ratusan siswa SDN Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto terpaksa kembali tak bisa belajar. Pasalnya, seluruh ruang kelas mereka penuh lumpur sisa banjir yang merendam Desa Tempuran selama 6 hari.

Pagi ini, hari pertama para siswa SDN Tempuran masuk sekolah setelah libur awal Ramadhan. Namun, niat mereka untuk belajar dengan nyaman di sekolah tersebut urung terlaksana.

Betapa tidak, seluruh ruangan di sekolah negeri di Dusun/Desa Tempuran ini belum bisa ditempati. Lumpur sisa banjir sepekan terakhir masih menutupi permukaan lantai semua ruangan.

"Sempat kaget, ruang kelas kotor semua karena banjir. Niatnya tadi sekolah, di sini malah kerja bakti," kata Wili Saputra (11), salah seorang siswa kelas VI SDN Tempuran saat berbincang dengan detikcom di lokasi, Rabu (8/5/2019).

Hingga pukul 09.00 WIB, para siswa terlihat sibuk membersihkan ruang kelas mereka. Dibantu para guru, orang tua siswa, serta sejumlah anggota TNI, mereka menyiram dan menyapu lumpur sisa banjir dari ruang kelas. Para siswa juga terlihat mengangkat meja dan kursi untuk dikeluarkan dari ruang kelas yang sedang dibersihkan.


Sebagian siswa lainnya asyik bermain air sambil bertelanjang kaki di halaman sekolah. Nampak tumpukan meja dan kursi di halaman sekolah ini. Beberapa kursi digunakan para siswa duduk santai sembari bergurau satu sama lain.

Genangan air masih terlihat di halaman ruang kelas VI SDN Tempuran. Ketinggian genangan air tinggal semata kaki. Para siswa harus berjalan memutar melalui ruang kelas di sisi utara untuk menghindari genangan air ini.

Wili berharap banjir tak kembali melanda Desa Tempuran. Selain merendam tempat tinggalnya, banjir selama 6 hari itu membuat dirinya tak bisa sekolah. Karena banjir sepaha orang dewasa sempat merendam SDN Tempuran.

Banjir di Mojokerto menyisakan lumpur/Banjir di Mojokerto menyisakan lumpur/ Foto: Enggran Eko Budianto

"Kalau banjir terus, belajar tidak bisa lancar. Semoga tidak banjir lagi," harapnya.

Guru SDN Tempuran Caroline Suprobowati menjelaskan, terdapat 12 ruangan di sekolahnya yang terkena lumpur sisa banjir. Meliputi ruang kelas I-VI, kantor guru, ruang Kepala Sekolah hingga perpustakaan.


"Buku-buku di ruang perpustakaan terkena banjir. Jumlahnya sekitar 500 buku, kondisinya basah semua," terangnya.

Caroline memastikan, hari ini tidak ada kegiatan belajar mengajar di sekolahnya. Pihaknya fokus mengajar 186 siswa di sekolah ini untuk membersihkan lumpur sisa banjir. Setelah semua ruangan bersih dan meja kursi kembali ditata di dalam ruang kelas masing-masing, para siswa akan dipulangkan.

"Hari ini hanya bersih-bersih supaya besok sudah bisa mulai kegiatan belajar mengajar normal. Setelah ini para siswa kami pulangkan," tandasnya.

Banjir juga sempat mengakibatkan TK Persatuan Dharma Wanita Tempuran tak bisa ditempati. Sekolah ini terletak di depan SDN Tempuran, atau satu kompleks dengan kantor Desa Tempuran. Namun, pagi tadi kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut sudah berjalan normal.

Banjir yang merendam Dusun Tempuran dan Bekucuk, Desa Tempuran terjadi sejak Kamis (2/5) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB. Banjir mulai surut pada Selasa (7/5) sore.


Banjir sempat merendam 304 rumah penduduk. Banjir ini berdampak terhadap 1.207 jiwa. Banjir juga mengakibatkan puluhan warga menderita beberapa jenis penyakit. Sementara SDN Tempuran dan TK Persatuan Dharma Wanita Tempuran sempat tak bisa ditempati.



Tonton juga video Potret Warga Gresik Salat Tarawih di Tengah Banjir:

[Gambas:Video 20detik]

(fat/fat)
Berita Terkait