Massa Berbaju Hitam-hitam di Surabaya Mengaku dari FMN, Bukan Anarko

Massa Berbaju Hitam-hitam di Surabaya Mengaku dari FMN, Bukan Anarko

Hilda Meilisa - detikNews
Kamis, 02 Mei 2019 19:25 WIB
Poster organisasi Front Mahasiswa Nasional (FPN)/Foto: Hilda Meilisa Rinanda
Surabaya - Polisi menangkap lima orang massa berbaju hitam-hitam dan memakai penutup wajah yang diduga kelompok Anarko. Penangkapan ini dilakukan saat aksi Hari Buruh Sedunia di depan Grahadi Surabaya, Rabu (1/5).

Dari lima orang, polisi menginterogasi dua orang yang merupakan ketua dan koordinator aksi. Namun, kelompok ini menampik jika dirinya bagian dari Anarko. Namun anggota organisasi Front Mahasiswa Nasional (FMN).

Ketua Bidang Departemen Perempuan FMN Anindya Sabrina Joediono menampik jika aksi kemarin termasuk dalam kelompok Anarko. Terkait kostum hitam-hitam, Anin mengatakan jika memang kebetulan saja.

"Ya bukan bagian dari Anarko, soal atribut yang digunakan tidak semuanya pakai item item. Saya juga kebetulan aja sebagian teman pakai itu karena menghindari persekusi. Sebetulnya dalam menyampaikan pendapat ada aturan pake atribut apa aja cadaran juga ga soal kan," kata Anin saat dihubungi di Surabaya, Kamis (2/5/2019).


Lalu, saat ditanya apa tujuannya bergabung di dalam demonstrasi buruh, Anin mengaku pihaknya hanya ingin menyampaikan orasinya.

Poster yang dibawa massa berbaju hitam-hitam/Poster yang dibawa massa berbaju hitam-hitam/ Foto: Hilda Meilisa Rinanda

"Ya kan mau orasi juga, bukan kampanye, kan organisasi. FMN tidak ada hubungannya sama Anarko. Saya juga nggak tahu Pak Barung ini nyebut gimana karena Anarko kan banyak pecah-pecah, kadang-kadang beda pemahaman. Saya bingung juga Anarko yang mana. Kalau saya pribadi saya juga punya teman Anarko tapi ini Anarko yang mana," lanjutnya.

Sementara Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera mengatakan dalam interogasinya, mereka memang mengaku sebagai FMN, bukan Anarko. Aksi ini juga merupakan seruan dari FMN pusat.

"Yang melakukan unjuk rasa (Unras) di depan Gedung Negara Grahadi atas seruan dari Ketua Umum Pusat FMN di Jakarta tgl 23 April 2019 melalui email," kata Barung.


Namun, Barung mengatakan pihaknya tak lantas mempercayai hal ini. Pasalnya, dia juga melihat sendiri kelompok tersebut menggunakan atribut Anarko seperti bendera hitam merah hingga bendera dengan logo lingkaran dan huruf A.

Di kesempatan yang sama, Barung juga menilai kelompok ini sengaja menunjukkan diri agar kelompoknya bisa eksis.

"Pertama mereka ingin sebenernya dilakukan penangkapan dan diliput oleh media supaya menunjukkan eksistensinya bahwa di Indonesia, kelompok ini sudah ada. Bahwa kelompok ini sudah berdiri. Bahwa ternyata mereka terang-teragan melakukan kegiatan, terang-terangan dengan benderanya kok. Terang-teragan memprovokasi buruh. Untung saja kita sudah mengantisipasinya dan teman-teman buruh sudah melakukan antisipasi," pungkas Barung.


Tonton video Aksi Buruh Rusak Fasilitas Transjakarta, Anies Serahkan ke Aparat:

[Gambas:Video 20detik]

(hil/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.