KPPS Salah Rekap, 3 Kotak Suara di TPS Ini Dibongkar dan Dihitung Ulang

Madiun - Bawaslu Kabupaten Madiun meminta tiga kotak surat suara TPS 10, Desa Mruwak, Kecamatan Dagangan dihitung ulang karena diduga terjadi kesalahan dalam pencatatan. Yakni kotak suara DPR-RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten. Kini rekap suara sudah sesuai jumlah pemilih.

"Jadi memang tiga kotak suara dibongkar ulang. Ada kesalahan penulisan pada saat rekap pencatatan hasil surat suara yang dicoblos. Yakni surat suara yang tercoblos di mana caleg dan tanda partai dihitung dua suara. Seharusnya dihitung satu suara untuk caleg," ujar Ketua Bawaslu Kabupaten Madiun Nur Anwar kepada wartawan di kantornya, Jalan Raya Madiun-Ponorogo, Rabu (24/4/2019).

Penghitungan ulang Pemilu 2019 dilakukan di kantor PPK Kecamatan Dagangan. Nur menegaskan, proses penghitungan tidak akan mengubah hasil yang sebenarnya.

"Karena surat suara yang sebelumnya salah hitung akan dijadikan satu yaitu milik caleg saja," imbuhnya.

Baca juga: Coblosan Ulang di Kota Mojokerto Sepi Pemilih

Anwar mengatakan petugas KPPS di TPS tersebut melakukan kesalahan dalam penulisan hasil hitung suara legislatif. Menurutnya, itu terjadi karena petugas tersebut kurang memahami aturan penghitungan suara legislatif.

Panwascam Kecamatan Dagangan Qohhar Husnul Ikhwan menuturkan, ada 207 pemilih dalam DPT di TPS 10. Namun dari jumlah tersebut hanya 175 orang yang menggunakan hak pilihnya.

Qohhar menambahkan, hitung ulang tiga kotak suara tersebut membutuhkan waktu enam jam. Yakni mulai pukul 11.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.

Proses hitung ulang berlangsung kondusif dengan penjagaan dari Polisi, TNI dan Linmas. Hasilnya, total suara yang terekap dari masing-masing kotak sudah sesuai dengan jumlah pemilih yang mencoblos dalam Pemilu 2019 pada 17 April lalu, yakni 175 suara.

Baca juga: 23 TPS di Jombang Gelar Hitung Ulang Suara Caleg, Ini Penyebabnya

"Ini baru selesai kita lakukan hitung ulang dan hasilnya sangat mengejutkan karena jumlah suara menyusut hampir separo dari hitung semula," kata Qohhar.

"Awalnya ada 305 suara untuk caleg DPRD Kabupaten. Setelah hitung ulang kini sudah sesuai yang hadir hanya 175 orang. Sedangkan untuk surat suara caleg DPR-RI adalah kesalahan terbanyak kedua yakni sebelum di hitung ulang total suara mencapai 289," imbuhnya.

Sedangkan untuk total suara DPRD Provinsi awalnya mencapai 277. Namun kini penggelembungan itu sudah mengempis dan angkanya sesuai jumlah pemilih.

"Surat caleg ternyata juga dimasukkan ke suara partai dalam hitungan saksi. Jadi nambah hingga dua kali lipat. Setiap suara caleg yang dimasukkan ternyata juga dimasukkan ke suara partai, akhire dobel," pungkasnya. (sun/iwd)