Di Desa Mangunan, tepatnya RT 2 Rw 1, sosok AS dikenal sebagian warga sebagai pria pendiam. Dia juga jarang bergaul dan lebih sering menghabiskan waktu di dalam rumahnya jika siang hari.
Kedatangan tim penyidik Polda Jatim ke rumahnya, Jumat (12/4/2019) dini hari, sontak menjadi pusat perhatian warga sekitar. Apalagi, di lokasi sekitar persawahan itu hanya ada 8 rumah penduduk.
"Saya ya kaget. Nyapo rame-rame iki (Kenapa ramai-ramai ini). Terus ada yang bilang, Mas AS mateni uwong (Membunuh orang). Saya lebih kaget lagi. Mosok banci iso mateni (Masa banci bisa membunuh)," tutur tetangga AS, Nawaru kepada detikcom di lokasi, Sabtu (13/4/2019).
Menurut Nawaru, pembawaan AS memang gemulai. Ini tampak dari cara berjalannya yang kelihatan seperti seorang wanita. Malah Nawaru mengaku, pernah melihat AS berdandan seperti seorang wanita.
"Dulu sekali pernah dandan wanita. Tapi sekarang-sekarang ini tidak pernah lagi," imbuhnya.
Senada dengan Nawaru, Moh Nur Kholig adalah tetangga yang rumahnya paling dekat dengan rumah tersangka AS. Kholiq hampir tiap pagi jagongan dengan ibu AS, usai jamaah salat subuh di musala kampung itu.
"Tiap pagi saya jagongan sama ibunya. Kalau sama AS, nyaris tidak pernah. Jarang bergaul anak itu. Makanya kaget juga kok tiba-tiba banyak polisi, katanya AS membunuh temannya. Lha kok bisa gitu lho," kata Kholig pada detikcom di depan rumah AS.
Selain kaget AS terlibat pembunuhan korban mayat dalam koper, tak banyak informasi lain yang diketahui para tetangganya. Mereka hanya beberapa kali melihat, teman-teman AS datang ke rumah itu sekitar 4-5 orang. Mereka semua lelaki. Namun saat malam mulai tiba, ada beberapa warga yang melihat penampakan wanita di antara mereka.
"Pernah ada rencana menggerebek. Tapi kami pikir lagi iya kalau beneran ada wanitanya. Kalau laki-laki semua piye jal," pungkas Kholiq mengakhiri pertanyaan detikcom.
Simak Juga 'Polisi Dalami Motif Asmara di Kasus Mayat dalam Koper':
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini