Namun sayang, dalam kinerjanya kerap kali mengurangi uang santunan untuk anak Yatim dan Kaum Duafa.
"Dulu pernah ada santunan anak yatim dan duafa. Uangnya malah dikurangi. Setiap kali ditanya selalu mengelak dan marah," ujar Kent Ali, tetangga Wisnu Putra di Gombengsari, kepada detikcom, Rabu (3/4/2019).
Hingga akhirnya, kata Kent Ali, Wisnu Putra terpaksa pindah dari rumah kontrakan Ismail. Ini lantaran masyarakat tidak percaya dengan perilaku Wisnu Putra. Selama hidup di Kelurahan Gombengsari, Wisnu Putra bersama istri dan dua anak laki-lakinya itu berkelakuan baik. Bahkan dikenal sebagai ustaz di wilayah tersebut.
"Tidak pamit pindah itu. Bahkan saat pindah itu tidak pamit ke pak RT. Ada dugaan anggaran itu buat kegiatannya (teroris). Tapi perilaku ya tidak ada yang mencurigakan," tambahnya.
Sementara Ketua RW 01 Lingkungan Gombeng, Imam Iskandar mengatakan, selama tinggal di wilayahnya, Wisnu Putra bekerja di peternakan kopi luwak dan membuat Yayasan Qolbu Salim yang bergerak dalam kegiatan sosial.
Sedangkan anggaran dana untuk kegiatan itu, bersumber dari donatur.
"Selama mendirikan yayasan itu, dia sering menggelar pengajian dan santunan anak yatim.
Tapi pengikut pengajiannya adalah yang terbanyak warga dari luar Kelurahan Gombengsari. Sedangkan warga setempat enggan mengikuti karena dia kurang berkomunikasi," imbuhnya.
Imam menjelaskan, diduga karena tidak adanya transparansi dalam penyaluran anggaran, para jamaah itu pun mengundurkan diri hingga yayasan tersebut bubar.
"Dengan terjadinya peristiwa ini, Wisnu Putra bersama istrinya, MW (32) dan 2 anaknya keluar dari kawasan Kelurahan Gombengsari tanpa pamit dengan aparatur desa setempat, baik ketua RT, ketua RW maupun kepala kelurahan," papar Imam.
Terduga teroris yang ditangkap di Bandung, pernah tinggal di Banyuwangi. Tepatnya, Lingkungan Gombeng RT 03 RW 01 Kelurahan Gombengsari Kecamatan Kalipuro. Laki laki berusia 35 tahun tersebut pernah mengontrak rumah milik Ismail di kawasan Kelurahan Gombengsari Banyuwangi tersebut, sejak tanggal 7 Juli 2012. Sebelumnya juga pernah ngontrak rumah di kawasan Kelurahan Tamanbaru Kecamatan Banyuwangi kota.
Dari informasi yang diterima pihak Kelurahan Gombengsari, terduga teroris tersebut merupakan warga asli Semarang dan selalu berpindah pindah tempat. (fat/fat)











































