Ekosistem meliputi satwa liar dan tanaman yang ada kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Kepala Resort Lautan Pasir Gunung Bromo, Subur Hari Handoyo mengatakan, guyuran abu vulkanis Bromo membuat satwa liar di sekitarnya terganggu. Seperti kera ekor panjang.
Selain itu, sejumlah pohon cemara di sekitar Bromo juga banyak yang tumbang. Pepohonan itu tidak kuat menahan tumpukan abu yang menempel.
Subur menyampaikan, Elang Jawa yang biasanya terbang di sekitar Bromo tidak tampak dalam beberapa hari terakhir. Ia menduga unggas tersebut sudah pergi ke tempat yang lebih aman.
![]() |
"Karena guyuran abu vulkanik, banyak satwa liar terganggu Pak. Biasanya mereka kabur ke tempat yang lebih aman. Selain itu pohon di sekitar Bromo banyak yang tertutup abu, jadi ada beberapa yang tumbang," kata Subur, Rabu (20/3/2019).
Subur menambahkan, guyuran abu Bromo juga mengotori edelweis atau bunga abadi yang ada di obyek wisata alam tersebut. Berdasarkan informasi PVMBG per Rabu (20/3/2019) pukul 12.00 WIB, tinggi asap dari kawah Bromo sekitar 600-1.200 meter.
Hingga saat ini Bromo masih berstatus waspada level II. Dengan radius aman 1 KM dari bibir kawah. (sun/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini