"(Ditemukan) dalam kondisi meninggal dunia. Kondisi (tubuh) korban masih utuh namun ada kerusakan di mana-mana terutama di bagian kepala," ujar Koordinator Tim Evakuasi, Juri kepada detikcom di lokasi, Rabu (20/3/2019) siang.
Sebelumnya, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD bersama TNI/Polri, Satlinmas, dan warga melakukan pencarian. Ini setelah adanya laporan warga yang hilang saat berburu belalang, Selasa (19/3/2019) malam. Penyisiran pun akhirnya terfokus pada salah satu luweng di lereng Gunung Macan.
Dengan bantuan lampu penerangan, petugas mendapati benda mirip kain berada di dasar luweng. Benda tersebut diyakini merupakan pakaian yang dikenakan korban sebelum musibah menimpanya. Itu sekaligus menjadi petunjuk awal keberadaan korban yang hilang.
Baca juga: Warga Pacitan Hilang Saat Berburu Belalang |
"Saya cek dengan BPBD ke lokasi. Lalu dilakukan pencarian dengan senter yang besar itu. BPBD melihat seperti kain itu di bawah (dasar luweng)," terang Iptu Sunaryo, Kapolsek Pringkuku.
Pantauan detikcom, lokasi kejadian berjarak 1 kilometer dari jalan antardesa ruas Candi-Watukarung. Jalan menuju lokasi cukup terjal. Hanya dapat dilalui pejalan kaki. Gua vertikal sedalam 75 meter tersebut berada di lereng bukit berbatu kapur dan ditumbuhi pohon jati dan mahoni.
Proses evakuasi jasad Joko Suharjana (45), pemburu belalang yang tewas terperosok masuk luweng (gua vertikal) di Desa Watukarung berlangsung dramatis. Belasan personel diterjunkan untuk mengangkat jasad korban. Mereka dilengkapi dengan peralatan rappeling maupun tabung oksigen.
Tim mulai melakukan persiapan sejak pukul 07.30 WIB. Usai membersihkan lokasi dari semak dan rerumputan, mereka lantas memasang kayu melintang di atas mulut luweng. Kayu tersebut digunakan untuk mengaitkan tali sebagai alat bantu turun ke dasar gua. Balok kayu juga dipasang membentuk segi empat mengelilingi mulut luweng.
Proses evakuasi menelan waktu hampir 2,5 jam. Terjalnya medan maupun mulut gua yang hanya bergaris tengah 2 meter menjadi tantangan tersendiri bagi tim. Untuk menarik tali yang dikaitkan dengan drag bar berisi kantong jenazah, petugas dibantu aparat TNI/Polri, pemerintah desa, dan ratusan warga setempat.
"Alhamdulillah kami bersama tim berhasil mengevakuasi korban yang terperosok ke dalam luweng di Watukarung," ujar Juri.
Begini Dramatisnya Evakuasi Jasad Pemburu Belalang Yang Tewas Masuk Luweng
Proses evakuasi jasad Joko Suharjana (45), pemburu belalang yang tewas terperosok masuk luweng (gua vertikal) di Desa Watukarung, Rabu (20/3/2019) berlangsung dramatis. Belasan personel diterjunkan untuk mengangkat jasad korban. Mereka dilengkapi dengan peralatan rappeling maupun tabung oksigen.
Pantauan detikcom, tim mulai melakukan persiapan sejak pukul 07.30 WIB. Usai membersihkan lokasi dari semak dan rerumputan, mereka lantas memasang kayu melintang di atas mulut luweng. Kayu tersebut digunakan untuk mengaitkan tali sebagai alat bantu turun ke dasar gua. Balok kayu juga dipasang membentuk segi empat mengelilingi mulut luweng.
"Dari TRC (tim reaksi cepat) ada 13 orang yang diterjunkan," terang Juri, Koordinator Tim Evakuasi kepada detikcom di lokasi, Rabu (20/3/2019) siang.
Setelah dipastikan siap, seorang personel bernama Dwi Santoso turun ke dasar luweng. Saat menuruni gua vertikal sedalam 75 meter, personel Kodim 0801 Pacitan tersebut tampak mengenakan helm, masker, dan peralatan pengamanan lain. Tabung oksigen juga menempel di punggung.
Tak lama berselang, seorang petugas lain bernama Panji Sukarno ikut turun. Pria yang tiap hari bekerja di Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD tersebut bertugas membawa kantong jenazah. Kedua personel bertugas mengambil mayat korban. Jenazah lantas dimasukkan ke kantong dan diikat ke drag bar yang diturunkan beberapa saat kemudian.
Proses evakuasi menelan waktu hampir 2,5 jam. Terjalnya medan maupun mulut gua yang hanya bergaris tengah 2 meter menjadi tantangan tersendiri bagi tim. Untuk menarik tali yang dikaitkan dengan drag bar berisi kantong jenazah, petugas dibantu aparat TNI/Polri, pemerintah desa, dan ratusan warga setempat.
"Alhamdulillah kami bersama tim berhasil mengevakuasi korban yang terperosok ke dalam luweng di Watukarung," ujar Juri.
Juri mengatakan, untuk evakuasi pihaknya menggunakan mekanisme vertical rescue. Yakni melengkapi personel dengan peralatan rappeling. Meski sempat dihadapkan beratnya medan menuju lokasi, lanjut Juri, kendala tersebut dapat teratasi. Salah satunya karena dukungan semua pihak terkait.
"Luweng itu sendiri sempit sehingga menyulitkan bagi kami saat menurunkan personel serta perlengkapan selamnya. Kesulitan kedua saat mengkangkat korban. Namun secara umum tidak ada kendala yang signifikan," tandas pejabat Badan Kesbangpol tersebut.
Saat ditarik ke permukaan, jasad korban tampak terbungkus kantong jenazah warna oranye. Dengan posisi masih menempel di drag bar, jenazah langsung dibawa ke kediaman korban. Menurut rencana proses visum et repertum akan dilakukan di rumah duka.
(fat/fat)
Begini Dramatisnya Evakuasi Jasad Pemburu Belalang Yang Tewas Masuk Luweng
Proses evakuasi jasad Joko Suharjana (45), pemburu belalang yang tewas terperosok masuk luweng (gua vertikal) di Desa Watukarung, Rabu (20/3/2019) berlangsung dramatis. Belasan personel diterjunkan untuk mengangkat jasad korban. Mereka dilengkapi dengan peralatan rappeling maupun tabung oksigen.
Pantauan detikcom, tim mulai melakukan persiapan sejak pukul 07.30 WIB. Usai membersihkan lokasi dari semak dan rerumputan, mereka lantas memasang kayu melintang di atas mulut luweng. Kayu tersebut digunakan untuk mengaitkan tali sebagai alat bantu turun ke dasar gua. Balok kayu juga dipasang membentuk segi empat mengelilingi mulut luweng.
"Dari TRC (tim reaksi cepat) ada 13 orang yang diterjunkan," terang Juri, Koordinator Tim Evakuasi kepada detikcom di lokasi, Rabu (20/3/2019) siang.
Setelah dipastikan siap, seorang personel bernama Dwi Santoso turun ke dasar luweng. Saat menuruni gua vertikal sedalam 75 meter, personel Kodim 0801 Pacitan tersebut tampak mengenakan helm, masker, dan peralatan pengamanan lain. Tabung oksigen juga menempel di punggung.
Tak lama berselang, seorang petugas lain bernama Panji Sukarno ikut turun. Pria yang tiap hari bekerja di Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD tersebut bertugas membawa kantong jenazah. Kedua personel bertugas mengambil mayat korban. Jenazah lantas dimasukkan ke kantong dan diikat ke drag bar yang diturunkan beberapa saat kemudian.
Proses evakuasi menelan waktu hampir 2,5 jam. Terjalnya medan maupun mulut gua yang hanya bergaris tengah 2 meter menjadi tantangan tersendiri bagi tim. Untuk menarik tali yang dikaitkan dengan drag bar berisi kantong jenazah, petugas dibantu aparat TNI/Polri, pemerintah desa, dan ratusan warga setempat.
"Alhamdulillah kami bersama tim berhasil mengevakuasi korban yang terperosok ke dalam luweng di Watukarung," ujar Juri.
Juri mengatakan, untuk evakuasi pihaknya menggunakan mekanisme vertical rescue. Yakni melengkapi personel dengan peralatan rappeling. Meski sempat dihadapkan beratnya medan menuju lokasi, lanjut Juri, kendala tersebut dapat teratasi. Salah satunya karena dukungan semua pihak terkait.
"Luweng itu sendiri sempit sehingga menyulitkan bagi kami saat menurunkan personel serta perlengkapan selamnya. Kesulitan kedua saat mengkangkat korban. Namun secara umum tidak ada kendala yang signifikan," tandas pejabat Badan Kesbangpol tersebut.
Saat ditarik ke permukaan, jasad korban tampak terbungkus kantong jenazah warna oranye. Dengan posisi masih menempel di drag bar, jenazah langsung dibawa ke kediaman korban. Menurut rencana proses visum et repertum akan dilakukan di rumah duka.