"Di sini memang mengajarkan Thoriqoh Musa. Seperti ada di tempat-tempat lain. Itu disampaikan Gus Romli (pengasuh) kepada kami," kata Kapolres Batu AKBP Budi Hermanto kepada detikcom di Ponpes, Kamis (14/3/2019).
Meski mengajarkan Thoriqoh Musa, selaku pengasuh ponpes Gus Romli membantah telah mengeluarkan fatwa menyimpang. Termasuk 7 fatwa yang diduga disebarkan di Dusun Krajan, Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Ponorogo. Seperti fatwa kiamat sudah dekat, soal perang, kemarau panjang, bendera tauhid, foto anti gempa, larangan sekolah hingga hukuman untuk orang tua.
Gus Romli mengaku hanya menyampaikan 10 tanda besar kiamat yang tersebut dalam Alquran dan Hadist. Seperti jatuhnya meteor. Yang kemudian digelar program triwulanan sejak Rajab sampai Ramadan untuk menyongsong meteor.
Romli menjelaskan jika MUSA AS merupakan jemaah solawat dari Thoriqoh Akmaliyah As- Sholihiyah. "Dan MUSA AS itu ada singkatannya yaitu Mulyo Sugih Ampuh Asal Sendiko Dawuh. Kalau Thoriqohnya Akmaliyah As-sholihiyah. Saya di sini mursyidnya (guru), mereka ingin mengikuti guru menyongsong jatuhnya meteor sebagai bagian tanda kiamat," kata Gus Romli terpisah.
Romli memastikan jika ajarannya tidak menyimpang dari tuntunan Islam. Tanda-tanda kiamat yang disampaikan sudah banyak disebut para ulama dan tercantum dalam Alquran serta hadist. Begitu juga Nabi Muhammad SAW juga menyampaikan tanda akan datangnya kiamat itu.
"Kami ini tidak menyimpang dan yang saya sampaikan itu juga disampaikan oleh Rasulullah," pungkasnya. (sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini