Akibatnya, aktivitas belajar mengajar dipindah ke musala terdekat dan aman dari banjir. Banjir merendam wilayah Lamongan akibat kiriman dari hulu sungai sejak 3 hari lalu, Rabu (6/3).
"Ya sekolah memang terendam banjir," kata salah satu guru SDN Plangwot 1, Sri kepada wartawan, Sabtu (9/3/2019).
Halaman sekolah, kata Sri, terendam setinggi pinggang orang dewasa. Sementara di ruang kelas juga ikut terendam. "Terendam setinggi lebih kurang 30 cm hingga 50 cm, sehingga kasihan jika anak-anak harus belajar di dalam ruang yang kebanjiran," jelasnya.
Akibat terendam banjir tersebut, lanjut Sri, para guru pun terpaksa memindahkan aktivitas belajar mengajar yang ada di sekolah ini ke musala terdekat. Apalagi, bangunan mushala lebih tinggi dan tidak terendam banjir.
"Agar aktivitas belajar mengajar tetap bisa berlangsung, kami memindahkan para siswa untuk belajar di mushala," papar Sri.
Data dari BPBD Lamongan menyebut banjir akibat luapan Bengawan Solo merambah 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Laren, Babat, Maduran dan Glagah dengan jumlah rumah terendam ratusan rumah dan lahan pertanian yang ikut terendam juga mencapai puluhan hektar lahan.
Polres Lamongan ikut membantu korban banjir akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo. Korps berseragam cokelat ini mendirikan posko siaga bencana di salah satu desa terdampak banjir.
Kapolres Lamongan AKBP Feby DP Hutagalung bersama anak buahnya mengunjungi korban banjir di Desa Plangwot, Kecamatan Laren. Dia berinteraksi dengan para korban untuk memberikan dukungan moral.
"Ini adalah sebuah bentuk kepedulian kami dari Polri kepada masyarakat. Sekaligus ikut merasakan apa yang saat ini dirasakan saudara kita yang sedang mengalami musibah banjir," kata Feby di lokasi banjir. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini