"Sebagian memang tidak mau diungsikan dan memilih bertahan di rumah mereka karena menunggu harta-benda utamanya ternak sapi," kata Wakil Bupati Madiun Hari Wuryanto kepada detikcom di posko bencana di Kecamatan Balerejo, Kamis (7/3/2019).
Warga yang masih enggan mengungsi diperkirakan mencapai ribuan. Mereka tersebar di tiga desa di Kecamatan Balerejo. Yakni Desa Glonggong, Garon dan Jerukgulung.
"Diperkirakan ribuan ada yang bertahan. Tapi sebagian ini sudah mau dievakuasi," imbuhnya.
Hari menambahkan, saat ini masih terus dilakukan upaya evakuasi terhadap warga yang rumahnya terendam banjir. Evakuasi dilakukan dengan perahu karet oleh tim BPBD yang sudah siaga sejak hari pertama banjir, Rabu (6/3).
Salah satu warga Desa Jeruk Gulung, Rahmat (70) mengaku tidak mau mengungsi karena khawatir ternak sapi miliknya hilang. "Khawatir sapinya lari hilang gimana," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, banjir yang terjadi di Kabupaten Madiun meluas hingga 35 desa di tujuh kecamatan. Yakni di Kecamatan Pilangkenceng, Saradan, Balerejo, Wungu, Mejayan, Wonoasri dan Madiun. Data yang menempel di papan informasi posko utama juga menyebutkan, jumlah rumah yang terdampak mencapai 3.639 rumah.
Hingga saat ini, jumlah pengungsi dari 35 desa mencapai 3.518 jiwa. Pengungsi tersebar di posko kantor kecamatan dan balai desa masing-masing wilayah. (sun/bdh)