Tentu saja hal itu membingungkan Wahyudi, si sopir alias pengemudi. Selain bingung memikirkan anggota keluarganya yang terluka dan dilarikan ke rumah sakit, Wahyudi juga bingung menangani keadaan mobilnya yang rusak parah.
"Ini saya masih bingung. Nyari derek dari bengkel Surabaya. Tadi polisi hanya minta STNK dan kunci mobil saja, lalu pergi. Karena saya belum punya SIM belum sempat buat," Terang pengemudi Wahyudi (33) kepada detikcom di lokasi Minggu (3/3/2019).
Usai kejadian kecelakaan sekitar pukul 06.30 WIB, Wahyudi asal Desa Girimulyo, Kecamatan Jogorogo, Ngawi itu menuturkan bahwa sampai pukul 10.30 WIB ini sudah dua kali polisi mendatangi lokasi. Namun polisi juga belum berupaya untuk mengevakuasi mobilnya yang masuk parit.
"Sudah dua kali ke sini. Yang pertama kalau gak salah pak Bambang namanya hanya minta STNK dan kunci mobil. Lalu barusan tadi kesini lagi ganti polisi lain datang hanya menanyakan sudah dapat derek belum," ungkapnya.
Dikatakan Wahyudi dirinya terpaksa memanggil derek dari bengkel mobil di Surabaya sekaligus untuk perbaikan. Dia beralasan untuk menghemat biaya agar ringkas satu bengkel dan tidak membiayai polisi.
"Polisi belum nyebut angka biaya derek, tapi ngomong gini, ya udah kalau tidak mau diurusi cari derek sendiri, gitu," tuturnya menirukan polisi yang datang ke lokasi.
Pantauan detikcom warga yang kasihan melihat mobil korban membantu memotong pohon yang menakjubkan mobil berwarna putih itu. Karena gerimis warga menutup pintu mobil dengan plastik karena khawatir air masuk karena kaca pecah. (iwd/iwd)











































