Kepala Divisi Pelayanan Medis Rumah Sakit (RS) Gatoel dr Anggi mengatakan, 17 pasien warga Kota Mojokerto dinyatakan positif menderita DBD. Diagnosa itu ditetapkan berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, serta pemeriksaan laboratorium terhadap sampel darah pasien.
"17 Pasien tersebut dinyatakan DHF (Dengue Hemoragic Fever/DBD) oleh dokter yang merawat karena tanda-tanda klinis mengarah ke DHF dan trombosit turun sampai di bawah 100 ribu (per milimeter kubik darah), walaupun hematokritnya masih ada yang normal," kata dr Anggi melalui keterangan tertulis yang diterima detikcom, Senin (4/2/2019).
Sementara Kepala Seksi Keperawatan RSI Sakinah dr Nunuk Kurniawati juga menampik tudingan salah diagnosa yang dilontarkan Dinkes Kota Mojokerto. Menurut dia, 20 warga Kota Onde-onde dinyatakan positif mengidap DBD sepanjang Januari 2019 setelah melalui pemeriksaan laboratorium.
Menurut dia, pemeriksaan laboratorium tak hanya melihat anjloknya kadar trombosit, tapi juga terhadap Immunoglobulin M (Ig M) atau antibodi yang diproduksi tubuh saat terkena infeksi virus, serta Antigen Non-Struktural 1 Dengue (NS 1).
"Pemeriksaan tidak hanya trombosit yang turun di bawah 150 ribu, tapi rumah sakit punya banyak laboratorium penunjang lainnya. Misalnya trombosit masih di atas 150 ribu, tapi laboratorium Ig M dengue positif, atau juga pemeriksaan NS 1 positif. Kalau hasil itu positif, dokter yang merawat sudah mendiagnosa DHF," terangnya.
Hasil penelusuran detikcom di 5 rumah sakit, jumlah warga Kota Mojokerto yang terkena DBD sepanjang Januari 2019 mencapai 64 orang. Terdiri dari 20 orang di RSI Sakinah, 17 orang di RS Gatoel, 12 orang di RS Kamar Medika, 5 orang di RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo, serta 10 orang di RSI Hasanah. Data itu belum termasuk pasien di sejumlah rumah sakit dan puskesmas rawat inap yang belum sempat dikunjungi detikcom.
Indikasi penyembunyian data muncul berdasarkan pernyataan Kadinkes Kota Mojokerto Christiana Indah Wahyu. Pasalnya, saat diwawancarai wartawan, dia menyebutkan jumlah warga Kota Mojokerto yang terkena DBD sepanjang Januari 2019 hanya 7 orang. Padahal data dari 5 rumah sakit menyebutkan 64 warga Kota Onde-onde positif terkena DBD.
"Hanya 7 penderita DBD," kata Indah usai sidak pasien DBD bersama Wali Kota Mojokerto di RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo, Kamis (31/1).
Indah berdalih, banyaknya warga Kota Mojokerto dinyatakan terkena DBD karena dokter salah melakukan diagnosa. Menurut dia, seharusnya pasien dinyatakan kena DBD jika kadar trombosit di bawah 100 ribu per milimeter kubik darah, serta kadar hematokrit naik minimal 20 persen. Indah menggunakan buku Pedoman Pengendalian Demam Berdarah Dengue di Indonesia yang diterbitkan Kementerian Kesehatan tahun 2015 sebagai acuan untuk mendiagnosa pasien DBD. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini