"Yang meninggal ada tiga. Anak berusia 9 tahun dari Madura, anak berusia 10 tahun dari Surabaya dan satu lagi orang dewasa berusia 46 tahun dewasa dari Surabaya," kata Kepala Humas RSU Dr Soetomo, dr Pesta Parulian saat dikonfirmasi di Surabaya, Jumat (1/2/2019).
Pesta menambahkan selama Januari saja, RSU Soetomo telah merawat 82 pasien DBD. Kebanyakan pasien merupakan anak-anak dan 17 di antaranya orang dewasa. Dari data tersebut, masih tersisa 20 pasien yakni 15 anak-anak dan 5 orang dewasa.
"Dari 82 pasien ada yang sudah dipulangkan dan ada yang masih dirawat. Sisa lima dewasa, 15 anak. Kebanyakan dari Surabaya dan beberapa dari Madura," lanjut Pesta.
Sementara terkait maraknya kasus DBD, Pesta berpesan agar masyarakat yang terkena atau menemui penderita DBD, langsung diperiksakan. Dia memberi jarak maksimal tiga hari usai ditemui gejala, harus langsung mendapat perawatan kesehatan.
Pesta juga mengajak masyarakat memutus mata rantai peredaran demam berdarah. Misalnya dengan melakukan fogging, menggunakan abate yang sampai ke larva dan menguras semua air-air yang tergenang di rumah.
"Seperti kita ketahui air ditakutkan menjadi tempat bertelur larva daripada nyamuk adalah air bersih," pungkasnya.
Saksikan juga video 'DKI Jakarta Hadapi Peningkatan Serangan DBD':
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini