"Selama Desember hingga Januari ini memang ada sebanyak 16 sapi yang mati mendadak, terakhir yang terjadi di Kecamatan Sukodadi tadi," kata Kepala Dinas Peternakan Lamongan, Sukriyah pada wartawan, Jumat (1/2/2019).
Data yang dihimpun, matinya sapi tersebut pertama kali terjadi Desember lalu di 3 dusun di Desa Suko, Kecamatan Tikung. Antara lain:
Di Dusun Banyuawet, Desa Soko, Kecamatan Tikung
1. 2 ekor sapi milik Soyo pada 2 Desember
2. 1 ekor sapi milik Suroto pada 26 Desember
3. 2 ekor sapi milik Nalim pada 30 dan 31 Desember
4. Masing-masing 1 ekor sapi milik Lasemin, Turi, Warto dan Rakim.
5. 2 ekor sapi milik Dakim
6. 2 ekor kambing milik Warto
Sapi yang mati di Dusun Randekan, Desa Soko, Kecamatan Tikung
1. 1 ekor sapi milik Kemo
Sapi yang mati milik warga Dusun Kalitengah, Desa Soko, Kecamatan Tikung
1. Masing-masing 1 ekor milik Kasim, Slamet dan Takim
Sedangkan di Dusun Gempol, Desa Gedangan, Kecamatan Sukodadi
2 ekor sapi milik Suwardi.
Sukriyah menuturkan, pihaknya sudah mengirim tim untuk meneliti penyebab kematian secara mendadak sapi-sapi di Lamongan ini. Tim ini, menurut Sukriyah, melakukan survei, pengamatan dan wawancara terhadap pemilik ternak yang mati mendadak.
"Tim yang kami kirim ada dari Balai Besar Peyidikan Veterinary 3 orang dan tim Kesehatan Hewan Lamongan 5 orang," jelasnya.
Selain itu, lanjut Sukriyah, tim yang terjun ke lokasi juga melakukan penyuluhan dan meminta peternak untuk tidak panik dan menunggu hasil laboratorium terhadap penyebab kematian.
"Sampel telah kami kirim ke Laboratorium Balai Besar Peyidikan Veterinary Wates Jogja dan hasilnya akan keluar kurang lebih dalam waktu 7 hari," papar Sukriyah seraya menyebut kalau yang diteliti setidaknya terkait Bacteriology dan Toxicology. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini