Sontak saja, kematian mendadak tiga ekor sapi itu membuat heboh warga setempat. Mereka khawatir kematian sapi dalam satu kandang itu akibat penyakit ternak. Apalagi jika sampai menular ke sesama ternak atau bahkan manusia. Sebab di wilayah tersebut kebanyakan warganya memelihara sapi.
"Matinya mendadak dan hampir bersamaan. Warga sini yang pelihara sapi sempat resah, khawatir semacam virus. Makanya tadi malam langsung dipanggilkan dokter," kata Kepala Dusun Pariyaan Utara, Ninghar Supriyadi kepada detikcom saat dikonfirmasi, Jumat (18/1/2019).
Keterangan detikcom menyebutkan, kematian mendadak tiga ekor sapi peliharaan Nedi itu terjadi sekitar pukul 19.00 WIB, Kamis (17/1/2019). Saat itu, Nedi sedang pergi ke arisan di rumah tetangganya. Sebelum berangkat arisan, Nedi konon masih sempat memberi pakan keempat ternaknya tersebut.
Saat itu, empat ternak sapi miliknya masih makan rumput dengan cukup lahap. Nah, saat Nedi sedang menghadiri arisan itulah, keempat ekor sapi itu tiba-tiba ambruk. Mendengar sapinya ambruk, dia pun bergegas pulang. Sayang, tak lama berselang tiga ekor sapi jenis brahman dan simmental itu sudah mati.
"Hanya satu ekor yang bertahan hidup. Yang tiga ekornya mati, satu ekor jantan dan dua ekor betina. Yang betina itu bunting semua, ada yang bunting 2,5 bulan dan 5 bulanan," tandas Ediyanto, seorang kerabat Nedi.
Sempat muncul dugaan, matinya tiga ekor sapi itu akibat keracunan pakan rumput yang baru saja diberikan. Disebut-sebut, Nedi mendapatkan rumput itu siang harinya dari hasil mengarit di lahan persawahan, di Desa Sumberkolak Kecamatan Panarukan. Saat itu Nedi mengarit rumput bersama sejumlah warga yang lain.
"Tapi setelah dicek sapi warga yang mengarit bersama tadi, sapinya ya tidak apa-apa. Tidak ada yang sakit, ambruk, apalagi mati," papar Ediyanto. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini