Tak Hanya Ganti Rugi, Warga Bantaran Rel KA Mojokerto Tunggu Relokasi

Tak Hanya Ganti Rugi, Warga Bantaran Rel KA Mojokerto Tunggu Relokasi

Enggran Eko Budianto - detikNews
Selasa, 29 Jan 2019 18:33 WIB
Foto: Enggran Eko Budianto
Mojokerto - Sebanyak 90 keluarga di sepanjang bantaran rel kereta api (KA) Kota Mojokerto akan kehilangan tempat tinggal. Sebab, ada proyek jalur ganda (double track) Jombang-Wonokromo. Tak sekadar ganti rugi, mereka menginginkan adanya relokasi ke tempat yang lebih layak.

Data yang dihimpun detikcom, sebanyak 60 keluarga tinggal di bantaran rel KA di Lingkungan Prajurit Kulon Gang IV dan V, Kelurahan/Kecamatan Prajurit Kulon, sedangkan 30 keluarga lainnya berada di Lingkungan Miji dan Kedungkwali, Kelurahan Miji, Kecamatan Kranggan. Tanah tempat tinggal mereka mayoritas milik PT KAI.

Salah seorang penghuni tanah PT KAI adalah Sukesi (50), warga Lingkungan Kedungkwali. Dia bersama suami dan 1 anaknya tinggal di tanah negara itu sejak 20 tahun silam. Dia nekat menempati tanah tersebut lantaran saat itu tak mempunyai tanah sendiri.

"Dulu daerah sini masih rawa, daripada tidak terpakai ditempai warga, saya ikutan menempati," kata Sukesi kepada wartawan di rumahnya, Selasa (29/1/2019).

Ibu satu anak ini mengaku telah mengetahui adanya rencana pembangunan jalur ganda yang bakal membuat tempat tinggalnya tergusur. Sukesi mengaku tak keberatan jika harus meninggalkan tempat tinggalnya. Namun, dia berharap pemerintah memberikan ganti rugi terhadap bangunan rumah permanen yang kini dia tinggali.

"Harapan saya ada ganti rugi, setidaknya cukup untuk biaya pindahan rumah," ujarnya.

Hal senada dikatakan Suroto (61), warga Lingkungan Kedungkwali. Sejak tahun 1981 dia bersama keluarganya menempati tanah PT KAI. Selain untuk tempat tinggal, rumah permanen itu juga dia gunakan untuk berdagang nasi pecel.

"Harapan saya dikasih untuk biaya bongkar rumah ini, terserah dikasih berapa. Soalnya saya bersyukur sudah boleh menempati tanah ini selama puluhan tahun," terang bapak 4 anak ini.

Namun, tak semua warga terdampak proyek jalur ganda bersikap legowo seperti Sukesi dan Suroto. Selain berharap ganti rugi, warga juga menginginkan tempat tinggal yang layak. Seperti yang dikatakan Sumari (53), penghuni bantaran rel KA di Lingkungan Prajurit Kulon IV.


"Saya berharap dapat tempat di rusunawa karena saya tidak punya tempat tinggal lainnya," ungkapnya.

Sebagai tukang sepatu, penghasilan Sumari rata-rata hanya Rp 40 ribu per hari. Dengan penghasilan itu, dia tak mampu untuk membeli tanah sendiri. Oleh sebab itu rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang dibangun pemerintah di dekat rumahnya menjadi harapan satu-satunya bapak 3 anak ini.

Sama halnya dengan yang dialami Achmad Zainuri (60), warga Lingkungan Prajurit Kulon IV. Pendapatannya sebagai pedagang es degan juga tak cukup untuk membeli tanah sendiri.

"Saya merasa berhak mendapatkan rusunawa karena saya memang tak punya tempat tinggal," cetusnya.

Dikonfirmasi terpisah, Lurah Miji Sunanto mengaku telah mengusulkan 30 KK di wilayahnya yang terdampak proyek jalur ganda agar mendapatkan kamar di rusunawa Prajurit Kulon. Namun, sampai saat ini Pemkot Mojokerto tak kunjung melalukan verifikasi calon penghuni rusunawa.

"Informasinya nanti ada tim yang merumuskan soal kompenasi bagi warga terdampak double track. Pelaksanaan sterilisasi tahun 2019 ini," tandasnya.

Sementara di Kelurahan Prajurit Kulon, baru 46 keluarga yang diusulkan menjadi calon penghuni rusunawa. Sementara 14 keluarga lainnya belum diusulkan lantaran terlambat mengumpulkan KTP dan Kartu Keluarga (KK) ke kantor kelurahan setempat.

Rusunawa dibangun Kementerian PUPR di depan MAN 1 Kota Mojokerto, Kelurahan/Kecamatan Prajurit Kulon. Rusunawa ini dibangun 4 lantai dengan kapasitas 58 keluarga. Namun, sampai saat ini pembangunan rusunawa tak kunjung tuntas. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.