Raut girang tampak jelas di wajah Sadikun, warga Jalan Barat RT 05 RW 02, Kelurahan Sempol, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan. Kakek berusia 87 tahun bersyukur karena rumah reyotnya kini dibangun kembali pemkab.
"Matur suwun Pak Bupati Magetan. Griyo kulo dibangun (Terimakasih buat Bapak Bupati Magetan. Rumah saya dibangun)," kata Sadikun kepada wartawan dengan logat Bahasa Jawa, Sabtu (26/1/2019).
Sadikun sebelumnya dikabarkan kerap tidur di emperan karena rumah yang dimiliki sudah tidak layak huni. Pengajuan bedah rumah oleh perangkat desa ditolak dengan alasan anggaran yang tidak mencukupi.
Namun setelah viral di medsos facebook, Sadikun dan rumahnya banyak diberitakan hingga akhirnya terdengar Bupati Magetan.
"Rumah Pak Sadikun baru diperbaiki, memang di sini kita kendalanya yang pertama adalah memang APBD kita kemarin tidak cukup. Dan kita prioritaskan yang urgent dulu untuk perbaikan rumah," kata Bupati Magetan Suprawoto kepada wartawan saat ikut gotong royong membongkar rumah Sadikun, Sabtu (26/1/2019).
![]() |
Pembangunan rumah Sadikun dilakukan Dinas PUPR dengan anggaran sebesar Rp 100 juta. Dana itu diharapkan cukup untuk pembangunan rumah Sadikun menjadi hunian yang layak.
"Pembangunan kita secepatnya karena banyak yang membantu mudah-mudahan dalam waktu singkat bisa selesai berdiri. Mungkin sekitar seminggu maksimal dua minggu," tambahnya.
Viralnya rumah Sadikun menggugah Pemkab Magetan untuk terus mencari rumah-rumah warga lainnya yang tidak layak huni. Sehingga bisa segera diperbaiki atau dibangun kembali.
"Saya sudah perintahkan OPD untuk menyisir mana yang urgent rumah rusak didahulukan. Kalau bisa ditangani desa biar desa. Kalau desa tidak mampu baru kabupaten, sehingga rumah yang tidak layak di Magetan bisa diperbaiki. Karena cukup banyak yang tidak layak huni," kata mantan pejabat Kominfo Propinsi Jawa Timur itu.
PLT Sekretaris Dinas PUPR Muhtar Wahid menjelaskan rumah reyot Sadikun yang sudah dirobohkan akan dibangun ulang. Rumah akan dibangun dengan ukuran 7,25 x 4,5 meter dengan fasilitas satu kamar tidur, kamar mandi, dapur dan ruang tamu.
"Ini gambarnya sudah kita siapkan dan sudah kita anggarkan Rp 100 juta itu mencakup semua termasuk upah tenaga. Namun inikan gotong royong jadi bisa diminimalkan untuk anggarannya," kata Muhtar kepada wartawan.
Gotong royong pembongkaran rumah Sadikun melibatkan beberapa pihak. Seperti TNI AU, TNI AD, Polisi, Satpol PP, Tagana dan BPBD. (fat/fat)