"Memang sempat ada laporan satu orang meninggal dunia. Tapi setelah dicek ternyata tidak ditemukan. Tidak kami masukkan laporan, karena ternyata pasien DB meninggal itu tidak ada," kata Kepala Dinas Kesehatan Situbondo, Abu Bakar Abdi saat dihubungi detikcom, Sabtu (26/1/2019).
Abu Bakar menyebut, tren penderita DBD awal Januari tahun ini cenderung mengalami peningkatan dibanding awal Januari 2018 silam. Meski belum akhir bulan, jumlah penderita DBD di Situbondo saat ini sudah mencapai 27 orang, mulai anak-anak hingga orang dewasa. Dari angka tersebut, 10 orang sudah dinyatakan positif DBD.
"Untuk yang 17 orang lainnya masih suspect. Kami masih menunggu hasil laboratoriumnya keluar. Memang harus melalui uji lab," tandas Abu Bakar.
Dari 17 pasien yang dinyatakan suspect DBD itu, papar Abu, hingga kini masih dirawat di sejumlah rumah sakit di Situbondo. Termasuk di RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo dan RS Mitra Sehat Situbondo.
Salah satunya bernama Citra, bocah berumur 6 tahun. Pasien asal Desa Alasmalang Kecamatan Panarukan, ini sudah beberapa hari dirawat di RS Mitra Sehat Situbondo.
"Awalnya suhu badannya panas dingin. Sudah dibawa ke bidan terdekat, tapi tak kunjung sembuh. Akhirnya ya dibawa ke sini karena diduga kena DB," ujar Helidiana, ibunda Citra.
Menurut Abu Bakar, untuk mengantisipasi penyebaran penyakit DBD pihaknya kini menggalakkan program Gesit Batik atau Gerakan Situbondo Bebas Jentik. Lewat gerakan tersebut, pihaknya sengaja menggandeng banyak pihak untuk menggiatkan gerakan membasmi jentik nyamuk. Termasuk dengan gerakan 3M Plus.
"Dengan Gesit Batik ini kita sengaja melibatkan unsur Kecamatan, Puskesmas, maupun sekolah-sekolah untuk aktif melaksanakan sosialisasi kepada warga, dan bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan," papar Abu Bakar Abdi. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini