Salah satunya warga Desa Duri, Kecamatan Slahung. Mereka mengaku tiap malam tidak bisa tidur nyenyak. Warga pun secara bergantian bertugas menjaga lahan pertanian milik mereka dari serangan kawanan babi hutan. Seperti apa?
"Warga di sini sejak seminggu terakhir memburu babi hutan," tutur salah satu warga, Slamet kepada detikcom saat dikonfirmasi di lokasi, Jumat (25/1/2019).
Tidak hanya memburu, lanjut Slamet, warga juga sudah membuat jebakan namun tidak berhasil menangkap satu pun hewan berkaki empat tersebut. Alhasil warga secara sukarela bergantian memburu babi hutan dengan menggunakan senapan angin.
"Warga yang sering lihat itu saat menyerang selalu dalam bentuk kawanan, jadi ada 2 babi besar dan 2 babi kecil," terang dia.
Waktu penyerangan pun dilakukan pada malam hari. Warga yang hendak berburu sudah bersiap sejak sehabis maghrib. Mereka berkeliling sawah sembari membawa senapan angin.
"Nah, babi ini kalau dikerubungi orang itu selalu ketakutan dan kabur, tapi kalau yang besar itu malah maneni (kembali menyerang) manusia. Ini yang bikin takut warga," jelasnya.
Meski sejak seminggu terakhir serangan babi hutan semakin menggila, warga belum pernah sekalipun berhasil menangkap babi hutan tersebut.
Saat disinggung kenapa serangan babi hutan semakin sering diduga populasi kawanan babi hutan semakin meningkat. Sebab, warga seringkali melihat kawanan babi hutan dalam sekali penyerangan berjumlah 3-5 ekor.
"Warga itu paling takut sama yang paling besar karena kendel (berani) sama manusia, kalau berhadap-hadapan gitu manusianya yang diserang babi, jadi kami memilih kabur menyelamatkan diri," tandas dia. (fat/fat)