Bagi pengguna kendaraan roda dua akan cukup bisa merasakan gundukan badan jalan yang tentunya membuat tak nyaman selama berkendara.
Kondisi ini mulai bisa dirasakan di pintu perbatasan Kota Malang dan Kabupaten Malang, tepatnya ketika masuk Desa Kebonagung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.
Jalan bergelombang ini bukan saja dirasakan pengguna jalan yang mengarah ke selatan (Kepanjen atau Blitar). Arah sebaliknya (utara) kondisi badan jalan juga sama.
Ruas Jalan Raya Kebonagung hingga Kepanjen memiliki panjang sekitar 15 kilometer. Jalanan ini selalu ramai, baik dilalui kendaraan besar dan angkutan bus antar kota.
Masyarakat yang biasa melalui ruas jalan tersebut selalu mengeluh. Karena ketika mengendarai motor maupun roda empat selalu merasakan guncangan akibat kondisi jalan yang tak mulus.
"Ini sudah lama kondisi bergelombang begini. Bahkan ada yang berlubang, mau lewat manalagi. Karena jalan ini yang menghubungkan Kepanjen atau kalau kita mau ke Blitar," ungkap Slamet (45), warga Pakisaji kepada detikcom, Kamis (24/1/2019).
Bukan hanya Slamet, pengguna jalan yang tengah melintas di ruas jalan tersebut juga mengeluhkan hal sama. Sejak perkantoran pegawai Pemkab Malang banyak dipindah lokasi di wilayah Kepanjen, tentunya setiap pagi dan sore hari, ruas jalan Kebonagung-Kepanjen ataupun sebaliknya selalu dilewati.
"Kami harapkan segera ada perbaikan. Karena cukup membahayakan. Kami yang naik motor selalu terguncang karena jalananya tak mulus, belum lagi tidak adanya lampu jalan, malam hari jadi gelap dan tak mengetahui jalan yang berlubang," kata Nuryono (40), warga Kepanjen.
Informasi yang dihimpun detikcom, ruas jalan Kebonagung-Kepanjen merupakan jalan kelas 1, karena menghubungan antara Malang dengan Blitar dan daerah sekitarnya.
Perbaikan jalan hanya bisa dilakukan oleh Pemprov Jatim atau pemerintah pusat. (iwd/iwd)











































