"Sudah disurvei sama Pemerintah Kabupaten Magetan. Sudah lama setahun lalu. Tapi sampai sekarang belum diperbaiki sampai roboh ini," katanya sambil menunjukkan atap genteng yang runtuh kepada detikcom, Rabu (23/1/2019).
Dari pantauan detikcom, meski berada di pinggir jalan besar, rumah Sadikun hanya dapat dijangkau dengan melewati sebuah jembatan bambu yang sama reyotnya.
Begitu masuk ke halaman rumah, barang-barang dan perabotan berserakan. Di siang hari, bagian dalam rumahnya terang. Bukan karena lampu, melainkan atap rumahnya sudah banyak yang berjatuhan.
Temboknya juga mengelupas disana-sini dan mulai rapuh.
"Kamar mandi nggak punya. Mandinya di sumur bantuan Pemkab gabung dengan tetangga depan rumah. Ngambil airnya juga dari situ," tuturnya.
Untuk penerangan, pria berusia 87 tahun itu mengaku rumahnya tak pernah dialiri listrik, apalagi ia juga tak punya uang untuk membayar biaya bulanannya. Ia justru terbiasa mengandalkan lampu minyak tanah.
Kendati demikian, warga Jalan Barat RT 05 RW 02 Kelurahan Sempol, Kecamatan Maospati itu juga ingin rumahnya diperbaiki. Namun karena janji rehabilitasi yang tak kunjung direalisasikan, ia hanya bisa pasrah.
Bahkan ia rela tidur di emperan bila hujan tiba karena rumahnya tak bisa melindungi tubuh rentanya dari hujan.
"Saya pasrah mas, mau gimana lagi. Sudah biasa seperti ini. Kena air hujan dingin kalau malam tidur pakai terpal bekas baliho," ungkapnya. (lll/lll)