"Hasil diagnosa sementara, ternak sapi yang mati mengalami keracunan makanan," kata salah seorang dokter, drh Toni Wijaya kepada detikcom, Jumat (18/1/2019).
Menurut drh Toni, saat dilakukan pemeriksaan suhu tiga ekor ternak sapi yang mati itu sudah berada di bawah normal, yakni 36,8 (hipothermi). Padahal, idealnya suhu ternak sapi itu 38,5.
Saat suhu turun, semua otot ternak menjadi lemas dan tidak bisa digerakkan. Selain itu, kondisi ternak juga bernafas lemah dan hipersalivasi. Hal ini sangat mungkin disebabkan keracunan, karena racun memang menghambat energi di otot.
"Jadi, ini murni keracunan. Bukan wabah atau penyakit menular. Apalagi saat diperiksa mulutnya tercium bau obat, tidak bau rumput lagi," papar drh Toni.
Saat dilakukan pemeriksaan, perut ternak sapi itu juga berisi makanan, bukan udara. Sehingga sangat kecil kemungkinan mengalami bloat/tympani atau sering disebut kembung.
"Kalau ternak kembung itu masih bisa bertahan 1-2 jam. Lah, ini mati serentak di bawah setengah jam. Jadi ini keracunan," ujar drh Toni. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini