Minim Saksi, Polisi Kesulitan Ungkap Pembunuhan Nenek Tukang Kredit

Minim Saksi, Polisi Kesulitan Ungkap Pembunuhan Nenek Tukang Kredit

Enggran Eko Budianto - detikNews
Selasa, 15 Jan 2019 18:11 WIB
Lokasikejadian (Foto: Enggran Eko Budianto)
Jombang - Endang Pujiastutik (75), warga Desa/Kecamatan Peterongan, Jombang tewas akibat disekap oleh orang yang merampok tas berisi uang miliknya. Aksi pembunuhan dan perampokan ini disaksikan oleh seorang pria yang mengalami keterbelakangan mental.

Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Azi Pratas Guspitu mengatakan, satu-satunya saksi hidup peristiwa tragis ini adalah Heru Santoso (42). Heru merupakan anak Endang yang mengalami keterbelakangan mental dan tidak bisa berbicara. Kendati begitu, penyidik berusaha menggali keterangan dari Heru.

"Anak korban tahu kalau ibunya dipegangi orang dan dibunuh. Dia (Heru) hanya bisa menjawab dengan bahasa isyarat saat kami tanyai, pelakunya kemungkinan dua orang," kata Azi saat dihubungi detikcom, Selasa (15/1/2019).

Berdasarkan keterangan Heru, lanjut Azi, pelaku mempunyai perawakan tinggi besar. Penampakan pelaku tersebut membuat putra Endang itu mengalami trauma. Sehingga keterangan yang didapat polisi pun sangat minim.


"Karena anak korban mengalami keterbelakangan mental dan tidak bisa berbicara, belum bisa diketahui kapan hari kejadian itu, juga jamnya. Anak korban juga tak bisa kami jadikan sebagai saksi," terangnya.

Berdasarkan hasil autopsi dokter RS Bhayangkara Kediri di RSUD Jombang, kata Azi, Endang diperkirakan tewas sejak 4 hari sebelum mayatnya ditemukan, Sabtu (12/1) sekitar pukul 07.00 WIB. Pihaknya telah mendapatkan sejumlah bukti petunjuk yang mengarah pada identitas pelaku.

Salah satunya kain slayer yang digunakan pelaku untuk mengikat mulut korban. Azi memastikan slayer tersebut bukan milik korban.

"Slayer yang diikat ke leher dan mulut korban diduga milik pelaku. Itu yang menjadi petunjuk kami saat ini," ungkapnya.

Sejauh ini, Azi mengaku baru memintai keterangan 4 orang saudara dan teman dekat korban sebagai saksi. Dua di antaranya adalah pria yang yang pertama kali menemukan mayat korban, yaitu Johanes (52), warga Perumahan Wisata Bukit Mas, Lakarsantri, Surabaya, dan Harjono (67), warga Jalan Pajajaran, Klojen, Kota Malang.


"Yang menemukan mayat korban itu adalah saudara korban. Biasa berkunjung ke rumah korban jika ke Jombang," tandasnya.

Endang ditemukan tewas membusuk di dapur rumahnya, Dusun/Desa Peterongan, Sabtu (12/1) sekitar pukul 07.00 WIB. Jenazah Endang pertama kali ditemukan oleh saudaranya, yaitu Johanes (52), warga Perumahan Wisata Bukit Mas, Lakarsantri, Surabaya, dan Harjono (67), warga Jalan Pajajaran, Klojen, Kota Malang. Kedua pria itu datang ke rumah korban untuk bertamu.

Hasil autopsi menunjukkan Endang tewas akibat kehabisan nafas. Itu setelah mulut korban disumpal pelaku dengan kantong plastik. Tak hanya itu, pelaku juga mengikat mulut korban dengan kain slayer. Kain tersebut diikat melingkar ke leher korban sebanyak 2 kali. Sementara kedua tangan korban diikat di belakang punggungnya menggunakan karet ban bekas.

Sehari-hari Endang tinggal hanya dengan Heru, anaknya yang mengalami keterbelakangan mental. Korban mencari nafkah dengan meminjamkan uang ke para pedagang di Pasar Peterongan. Tempat tinggal korban cukup dekat dengan pasar tradisional tersebut. (iwd/iwd)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.