Bagajo merupakan kepanjangan Batik Gajah Oling. Bagajo sendiri memiliki ciri khas ornamen gelang-gelang yang menghiasi motif Gajah Oling, yang merupakan motif khas batik asli Banyuwangi.
"Bagajo jeruji ini diciptakan oleh warga binaan Lapas. Ada ciri khas disini yakni ada gelang-gelang yang mewarnai motif Gajah Oling. Gelang gelang atau gelang ini diibaratkan borgol. Ini ciri khas ornamen batik yang diciptakan warga binaan," ujar Ketut Akbar Herry Achjar, Kepala Lapas Kelas II B Banyuwangi kepada detikcom, Sabtu (12/1/2019).
Penciptaan ornamen pelengkap batik Gajah Oling ini, kata pria yang biasa dipanggil Akbar ini, setelah warga binaan mendapatkan materi oleh beberapa pengrajin batik di Banyuwangi. Bukan hanya itu, beberapa alat untuk membatik juga disumbang oleh para pengrajin batik.
Kegiatan ini juga sebagai bentuk pembinaan warga lapas, agar memiliki kegiatan positif dalam menjalani proses hukum. Selama 6 bulan, mereka sudah menciptakan batik sendiri dan dijual di pasaran.
![]() |
"Untuk memproduksi batik tulis ada 6 kelompok yang terdiri dari 3 kelompok pembatik putra dan 3 kelompok pembatik putri. Seluruh kelompok ini merupakan warga binaan yang menjalani masa hukuman di dalam Lapas," tambahnya.
Untuk pemasaran, kata Akbar, Batik Bagajo Jeruji sudah dipesan oleh masyarakat perorangan maupun lembaga. Salah satunya adalah Bawaslu Banyuwangi.
"Kami mematok harga sekitar Rp 200 ribu. Paling mahal Rp 500 ribu. Untuk sekelas batik tulis harga itu tergolong murah. Bisa pesan juga di sini tergantung motif yang disukai," pungkasnya.
Sementara itu, Septi, salah satu warga binaan yang ikut dalam program pembinaan Batik Bagajo Jeruji mengaku baru pertama kali membatik. Menurutnya, membatik membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Jika tidak, Batik yang dihasilkan tidak maksimal.
"Nanti jika sudah keluar (bebas) mending jadi tukang batik saja. Tidak lagi jualan narkoba," ujarnya sambil menggambar dengan canting. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini