Dalam pelatihan keterampilan tersebut, para napi diberi berbagai pengetahuan tentang batik, tahapan proses pembuatan batik, termasuk pengenalan peralatan hingga cara membatik.
"Pelatihan semacam ini memang sengaja kami berikan secara terus-menerus dan berkala agar bisa menjadi bekal ketika mereka bebas nanti," kata Kepala Lapas Klas IIB Bondowoso, Mali Jamali, saat ditemui di kantornya, Jumat (2/11/2018).
Kebetulan di wilayah Bondowoso juga terdapat sejumlah sentra pengrajin batik sehingga para napi itu dapat memperoleh ilmu dan keterampilan secara langsung dari sumbernya.
"Mereka langsung diajari oleh para pengrajin batik yang profesional, secara bergiliran. Agar bisa tahu bagaimana cara membatik yang baik dan benar," terang Mali.
![]() |
Dari pengamatan detikcom di lokasi, dalam pelatihan keterampilan membatik itu para narapidana diberi pengetahuan tentang seluruh proses membatik, mulai dari membuat sketsa, menggambar pola, lalu membatik menggunakan canting, melakukan pencelupan hingga menjemur kain yang telah menjadi batik.
Kain batik hasil karya para penghuni lapas tersebut rencananya akan dipajang di galeri-galeri untuk dipasarkan. Pada tahap awal akan dipamerkan di stan pajang milik Lapas.
Bahkan, ke depan Lapas akan bekerjasama dengan pihak terkait lainnya untuk memajang hasil-hasil karya para napi itu di sejumlah workshop yang telah ada.
"Mudah-mudahan keterampilan yang diperoleh ini bisa bermanfaat ketika saya kembali ke masyarakat nantinya," tutur FB (31), salah seorang napi asal Surabaya yang mengaku terjerat kasus narkoba. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini