Warga yang didominasi emak-emak ini spontan mendatangi sumur TA I sekitar pukul 08.00 WIB. Setibanya di lokasi, emak-emak bergabung dengan bapak-bapak yang datang lebih dahulu lalu membentangkan banner yang bertuliskan 'Pernyataan Sikap, Kami Warga Desa Kedung Banteng Dan Banjarasri Menolak Keras Pengeboran PT Lapindo Brantas Inc'.
"Sebenarnya ini bukan kegiatan unjuk rasa. Hanya warga ini mengecek ke sumur TA I, apakah ada aktivitas pengeboran baru atau tidak," kata salah satu warga, Astorik (50) kepada detikcom di lokasi, Senin (3/12/2018).
Astorik menambahkan, aksi ini menanggapi upaya sosialisasi dari PT Lapindo bahwa akan diadakan pengobaran sumur baru di sumur TA I. Namun selama proses sosialisasi, semua warga menolak tegas atas rencana tersebut.
Sejumlah banner dipasang warga untuk menunjukkan penolakan terhadap upaya pengeboran baru. (Foto: Suparno) |
Menurut Astorik, warga melakukan aksi ini lantaran khawatir bencana alam bakal terjadi di desa mereka, seperti halnya yang terjadi 12 tahun lalu.
"Intinya warga ini masih trauma atas kejadian di Siring, Porong. Seharusnya PT Lapindo menyakinkan ke masyarakat bahwa hal tersebut tidak akan terjadi lagi," tegas Astorik.
Sementara itu, di tempat yang sama, staf Humas PT Lapindo Brantas Inc Iwan mengatakan, apa yang dilakukan oleh warga Banjarasri hanya ingin menggagalkan rencana pengeboran di sumur TA I. Padahal rencana itu telah mendapatkan persetujuan dari berbagai pihak.
"Memang benar akan dilakukan pengeboran gas di sumur TA I, namun proses perizinan sudah lengkap, baik dari pusat maupun dari Pemkab Sidoarjo," tandas Iwan.
Mendapatkan jawaban seperti itu, warga kemudian membubarkan diri dan kembali ke rumah masing-masing sekitar pukul 09.00 WIB. (lll/lll)












































Sejumlah banner dipasang warga untuk menunjukkan penolakan terhadap upaya pengeboran baru. (Foto: Suparno)