Untuk mengenang peristiwa tersebut, dibuatlah sebuah monumen dan replika salah satu gerbong. Replika tersebut diletakkan di dalam Stasiun Bondowoso yang kini telah diubah menjadi Museum Kereta Api sejak tahun 2016 itu.
Padahal masyarakat setempat terlanjur mengira jika gerbong tersebut adalah gerbong yang sebenarnya, namun dicat ulang agar tampak terawat.
"Selama ini saya mengira gerbong itu adalah gerbong maut yang jadi saksi sejarah perjuangan di Bondowoso," tutur Nuralifa (34), warga Curahdami, Bondowoso kepada detikcom, Selasa (27/11/2017).
Bahkan Nuralifa meyakini tak hanya dirinya yang percaya, tetapi juga hampir seluruh warga Bondowoso.
"Saya malah sering mengunjungi tempat ini. Meski cuma sekadar berswafoto di sekitaran gerbong itu," tambahnya.
![]() |
Hal senada disampaikan Risky Setiawan, pengunjung lainnya asal Grujugan, Bondowoso. Ia juga mengaku kerap datang bersama keluarganya untuk melihat gerbong yang disebut terlibat dalam tragedi 'Gerbong Maut'.
"Bahkan saya sudah mengenalkan ke anak-anak saya tentang gerbong maut yang memiliki nilai sejarah perjuangan di Bondowoso," terang Rizky.
Untuk itu, Rizky sepakat bilamana ketiga gerbong yang berkaitan dengan tragedi tersebut dipindahkan ke Bondowoso. "Apalagi Stasiun Bondowoso ini sekarang kan sudah dijadikan museum kereta api," pungkasnya.
Terkait asli tidaknya gerbong yang ada di Bondowoso, seorang pemandu di Museum Brawijaya, Kota Malang, Suryo Atmojo menjelaskan bahwa setelah ditelusuri, hanya ada satu gerbong yang ditemukan dari tiga gerbong yang ada.
Dua gerbong lainnya diduga raib tak terlacak hingga saat ini. "Jadi yang disini bukti fisiknya. Yang di Surabaya dan Bondowoso hanya replika atau monumennya saja," terang Suryo terpisah. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini