Nelangsa Fitri, Gadis Lamongan yang 17 Tahun Matanya Tertutup Tumor

Nelangsa Fitri, Gadis Lamongan yang 17 Tahun Matanya Tertutup Tumor

Eko Sudjarwo - detikNews
Minggu, 25 Nov 2018 10:09 WIB
Foto: Eko Sudjarwo
Lamongan - Kurang lebih 17 tahun sudah Fitri Wulandari harus bertahan hidup dengan tumor yang tumbuh di mata kirinya. Tumor itu bahkan telah merenggut penglihatannya.

Warga Dusun Drojok, Desa Jatidrojok, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan, itu mengisahkan pada mulanya ia mengalami sakit gigi yang membuat pipinya membengkak saat masih duduk di bangku SD.

"Saat itu sekitar tahun 2001. Awalnya sakit gigi, bengkak terus dibawa ke rumah sakit biar kempes dan dikontrol 3 kali sampai sembuh," paparnya kepada detikcom, Minggu (25/11/2018).

Namun setelah sakit giginya sembuh, ia merasakan ada benjolan di bagian wajah sebelah kiri, tepatnya di sekitar hidung. Dikira Fitri itu hanyalah benjolan biasa. Akan tetapi benjolan itu membesar dari waktu ke waktu.


Karena penasaran, ia pun memeriksakannya. "Setelah diperiksa ternyata kata dokter mengidap tumor," tutur gadis yang kini berusia 28 tahun.

Sejak saat itu, Fitri mengaku keluarganya sudah berupaya sekuat tenaga untuk membawanya berobat. Kondisi ekonomi yang tergolong lemah membuat keluarganya tidak mampu memberikan pengobatan secara maksimal.

Ia pun terpaksa tidak melanjutkan sekolah ke tingkat SMP karena penyakit yang dideritanya sering kambuh. "Sudah pernah diobati, tapi nggak maksimal karena nggak punya biaya," ujarnya.

Penderitaan yang dirasakan Fitri semakin bertambah setelah ibunya meninggal dunia pada tahun 2005 silam. Tinggal Fitri bersama sang ayah, Pardi (72) dan kakaknya, Hambali (30).

"Karena kepikiran melihat kondisi saya seperti ini, penyakit paru-parunya kambuh hingga meninggal dunia," tutur Fitri mengenang sembari sesekali mengusap air matanya.


Nelangsa Fitri, Gadis Lamongan yang 17 Tahun Matanya Tertutup TumorFoto: Eko Sudjarwo

Belum usai duka yang menyelimuti keluarganya, giliran ayah Fitri yang mengalami musibah. Tangan kirinya digigit ular saat mencari rumput di hutan sehingga terpaksa diamputasi.

Hambali sendiri terlahir dalam keadaan tuna netra sehingga tidak mampu berbuat banyak untuk keluarganya. Untuk itu, Fitri-lah yang harus mengurus semua kebutuhan ayah dan kakaknya, serta mengurus rumah, termasuk memberi makan ayam, bersih-bersih rumah, memasak dan mencuci pakaian.

Kini tumor yang menyerang Fitri sudah semakin membesar hingga mulai mengganggu pernafasannya. Fitri pun terpaksa bernapas menggunakan mulutnya. Penglihatannya pun hanya berfungsi sebagian.

"Kalau kambuh kemerahan terus sakit kepala kayak vertigo dan kalau sujud itu rasanya sakit banget, kayak mau copot, nyut nyut," tutur Fitri

Bila hal ini terjadi, Fitri hanya meminum obat antinyeri yang dibelinya di warung dekat rumah.

Lebih lanjut Fitri mengungkapkan, sejauh ini pemerintah belum serius untuk membantu kesembuhannya. "Dulu sempat katanya didaftarkan seperti jalinan kasih atau apa gitu, tapi nggak ada kelanjutannya sampai sekarang," ungkapnya.


Hal yang sama juga diutarakan oleh Pardi. Ia berharap benar-benar ada penanganan serius untuk anaknya.

"Kemarin dokter dari RSUD Ngimbang datang ke sini sama bu bidan memeriksa Fitri dan katanya hari Senin dirujuk ke RSUD Ngimbang. Semoga Fitri benar-benar bisa sembuh, karena pernah ada bantuan dari pemerintah, tapi tidak ada tindak lanjut," tutur Pardi.

Pardi menambahkan pemerintah desa setempat juga sudah pernah membawa Fitri ke rumah sakit dan pernah menjalani operasi karena bengkak di bagian tumornya mengeluarkan nanah dan darah.

"Kondisi anak saya sempat membaik, namun benjolan di wajahnya tumbuh lagi dan terus membesar," aku Pardi.

Kini, Fitri dan keluarga hanya bisa berharap para dermawan maupun pemerintah mau melanjutkan pengobatannya. "Pengennya dirujuk ke rumah sakit, dioperasi biar bisa sembuh. Tapi sekarang ya hanya ikhtiar dan sabar saja," harapnya. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.