Begini Sakralnya Tradisi Unan-unan yang Digelar Warga Suku Tengger

Begini Sakralnya Tradisi Unan-unan yang Digelar Warga Suku Tengger

M Rofiq - detikNews
Jumat, 23 Nov 2018 12:10 WIB
Foto: M Rofiq
Probolinggo - Warga Suku Tengger di Kabupaten Probolinggo menggelar Tradisi Unan-unan. Tradisi ini wajib digelar setiap lima tahun sekali untuk menentukan penanggalan Tengger.

Tradisi tahun ini dilaksanakan di di balai Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jumat (23/11/18).

Berbagai macam sesaji pun dibawa, mulai dari hasil pertanian seperti bawang daun, kentang dan kubis hingga makanan khas suku Tengger Bromo.

Namun yang menarik perhatian adalah sesaji utama dalam tradisi ini, yaitu kepala kerbau. Kaki dan kulit kerbau yang telah disembelih oleh tokoh adat juga dijadikan sesaji.


Seluruhnya kemudian diarak ke Pura Wiro Tunggal Jati, Desa Ngadisari oleh dukun dan sesepuh desa, diikuti masyarakat dan anak-anak Suku Tengger. Tak lupa seluruh warga mengenakan pakaian adat suku tengger yang serba hitam dengan udeng di kepala.

Menurut cerita warga Suku Tengger, Unan-unan dalam bahasa Tengger kuno berarti 'Ngunan Wulan Ngelungguhne Taun' atau menetapkan bulan dan tahun untuk 5 tahun ke depan.

Begini Sakralnya Tradisi Unan-unan Digelar pada Warga Suku TenggerRagam sesaji yang akan diarak ke pura. (Foto: M Rofiq)

Perhitungan ini diperlukan bagi warga suku Tengger untuk menentukan jadwal bercocok tanam, melaksanakan tanggal dan hari bagus untuk hajatan seperti pernikahan, serta penentuan hari raya Suku Tengger oleh dukun.

Tokoh adat Suku Tengger, Supoyo mengatakan, Tradisi Unan-unan juga merupakan bagian dari upacara bersih desa agar desa dan seluruh warganya terhindar dari malapetaka.

"Selain penentuan penanggalan Tengger, juga nylameti desa, agar bersih dari musibah dan keberkahan datang," terang Supoyo kepada detikcom.

Warga juga memanfaatkan kegiatan ini untuk bersilaturahim dengan sesama warga serta sesepuh dan tokoh adat.


Sementara itu Camat Sukapura, Yulius Christian mengharapkan Tradisi Unan-unan ini juga bisa menjadi daya tarik wisatawan agar tidak hanya berkunjung atau mendaki ke Gunung Bromo. Wisatawan yang menuju Bromo, utamanya yang melewati jalur Sukapura, dapat mampir dan menyaksikan tradisi ini sehingga ikut berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan para pelaku wisata setempat.

"Semoga tradisi warga di Kecamatan Sukapura ini menjadi daya tarik wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, dan menjadi berkah bagi semua warga Suku Tengger yang bermukim di Lereng Bromo," harap Yulius. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.