Sumur tua yang berdinding tanah liat tersebut memiliki tiga tumpukan dengan diameter yang berbeda. Di bagian teratas memiliki diameter sekitar 80 cm, sedangkan pada tumpukan kedua dan ketiga berdiameter 70 cm. Sedangkan dinding sumur tua tersebut berwarna dasar merah dan sebagian masih berlumuran tanah liat.
Sumur ini pertama kali ditemukan oleh seorang pekerja yang bernama Suep (46). Saat itu, Suep bersama rekan-rekannya sedang menggali tanah untuk saluran box culvert.
"Saat itu, saya hendak menggali tanah untuk memasang box culvert untuk saluran air. Namun saat menggali di kedalaman satu meter menemukan lingkaran berukuran 80 cm. Kemudian kita gali terus ternyata kayak sumur. Makin ke dalam ukurannya mengecil," kata Suep kepada detikcom, Kamis (1/11/2018).
![]() |
Suep menemukan jika sumur tua itu ditemukan usai para pekerja menunaikan salat Maghrib. Setelah itu semua aktivitas penggalian dihentikan.
"Setelah salat Maghrib, sumur itu kami temukan. Habis itu kami berhenti melanjutkan memasang box culvert," lanjut Suep.
![]() |
Suep dan rekan-rekannya yang penasaran akhirnya membongkar isi sumur tersebut. Ternyata di dalamnya ditemukan sejumlah batu bata merah berukuran besar yang ditumpuk secara tak beraturan.
"Waktu kami bongkar sumur tua itu ternyata di dalamnya tertutup batu bata yang sudah tak beraturan dan ada tulang juga," ungkapnya.
Oleh warga, batu bata dan tulang-tulang tersebut dikeluarkan.
Para pekerja dan warga lantas melaporkan temuan-temuan ini kepada pihak Kelurahan Peneleh.
"Kami langsung melaporkan ke pihak kelurahan, untuk menentukan apakah pekerjaan dilanjutkan atau tidak," tambahnya.
Sementara itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, para pekerja memasang garis dilarang melintas. Sumur tua tersebut juga ditutup oleh papan. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini