Warga Desa Tegalwangi dan sekitarnya berbondong-bondong melihat dan mengambil air dari sumur tua yang baru ditemukan itu. Lokasi makam dan sumur tua itu berada di tanah milik keluarga Ruswiyanto (48) warga Blok Maju Desa Tegalwangi.
![]() |
Ruswiyanto tak sengaja menemukan sumur dan makam tua tersebut. Dikatakan Ruswiyanto keluarganya menemukan sumur dan makam tua itu pada 8 Januari lalu. Namun, ada kejanggalan saat menggali tanah.
"Niatnya itu menggali tanah untuk fondasi rumah. Rencananya akan bangun rumah buat anak. Sepanjang galian menemukan batu bata, ukurannya lumayan besar," katanya saat ditemui detikcom di lokasi penemuan sumur dan makam tua, Kamis (1/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu itu Mama Elang mengarahkan untuk penggalian. Kata Mama Elang batu bata besar ini bentuk peninggalan, akhirnya kita cari dengan menggali mengikuti arah batu bata, waktu itu 9 Januari mulai menggali untuk mencari," kata Ruswiyanto.
Dua pekan Ruswiyanto dan keluarganya menggali tanah yang rencananya dijadikan pondasi itu. Hasilnya, Ruswiyanto menemukan dua sumur dan tiga makam tua. Pekan pertama Ruswiyanto menemukan dua makam dan satu sumur.
"Pertama makam yang berada di paling barat dan tengah. Kemudian kita temukan sumur. Pekan kedua, kita temukan makam panjang dan sumur lagi. Sumurnya ini sepasang, perempuan dan lelaki menurut Mama Elang sih," ucapnya.
Ruswiyanto menyebut dua sumur tersebut memiliki nama Nyi Nayung dan Ki Layung. Sementara itu, ketiga makam tua masing-masing memiliki nama, Nyi Ageng Mantra, Pangeran Sentana, dan Ki Depa. "Ki Depa itu makam yang paling panjang, ukurannya sekitar empat meter. Katanya sih isinya pusaka zaman dulu," ucapnya.
Ia menambahkan lokasi penemuan sumur dan makam tua itu merupakan kebun. Puluhan tahun Ruswiyanto tak merasa aneh dengan kebun yang pernah ditanami pohon jambu itu. "Ya biasa saja, sebelum saya menikah 1980-an tanah ini isinya kebun," katanya.
![]() |
Saat detikcom mengunjungi lokasi penemuan sumur dan makam tua itu, sejumlah warga sedang berebut air sumur. Ruswiyanto menyediakan ember untuk mempermudahkan warga mengambil air.
"Warga hanya menjemput berkah saja. Tak ada keyakinan apa-apa, keraton juga tidak menganjurkan agar kita tidak meyakini air sumur ini bisa menyembuhkan atau apapun," tutup Ruswiyanto. (avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini