.webp)
Ketua Umum DPD PKS Kabupaten Mojokerto Effendi Nugroho mengatakan, pihaknya menghormati pilihan kader partai yang mengundurkan diri.
"Mungkin mereka sudah tak cocok dengan model perjuangan PKS. Mungkin mereka ada rencana membentuk partai baru. Kami hormati mereka, juga terima kasih atas jasa-jasanya," kata Effendi saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (26/10/2018).
Dia menegaskan, GARBI bukan bagian dari PKS. Pihaknya juga tak melarang kadernya untuk bergabung dengan ormas tersebut.
"Kami tidak ada memecat kader karena bergabung dengan GARBI. Kemungkinan mereka mundur karena merasa tak nyaman," terangnya.
Effendi menuturkan, jumlah kader PKS di Kabupaten Mojokerto berkisar 800 orang. Dari jumlah itu, sekitar 40 orang pengurus di tingkat DPD, sedangkan 48 lainnya menjadi pengurus di tingkat kecamatan.
Jumlah kader partai yang mengundurkan diri, menurut Effendi, sejauh ini baru 7 pengurus DPD dan tingkat kecamatan. Terkait kabar jumlah kader yang mundur mencapai 100 orang, dia mengaku belum mengetahuinya.
"Yang resmi mengajukan pengunduran diri kepada saya 7. Kalau yang lain tidak mengajukan langsung ke saya, kurang faham ke mana mengajukan pengunduran dirinya," tandasnya.
Puluhan kader DPD PKS Kabupaten Mojokerto beramai-ramai mengundurkan diri. Salah satu penyebabnya adalah adanya kewajiban menandatangani pakta integritas sebagai bukti loyalitas kepada partai.
Jumlah kader yang mundur disebut-sebut mencapai 100 orang. Dari angka itu, 12 di antaranya pengurus DPD. Sementara Ketua Umum DPD PKS Kabupaten Mojokerto Effendi Nugroho memastikan baru 7 pengurus yang mengajukan pengunduran diri.
Setelah mundur dari PKS, mereka beramai-ramai bergabung dengan GARBI. Di Kabupaten Mojokerto, pengurus sementara baru dikukuhkan Sabtu (20/10). Anggotanya disebut mencapai 80 orang.
Saksikan juga video 'PKS Cuma Dapat 3,3% di Survei, HNW: Itu Sudah Tinggi':
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
