Tak tinggal diam, pria yang akrab disapa Cak Mus itu lantas menginisiasi kegiatan yang dikemas dalam Komunitas Kampoeng Dolanan.
"Komunitas Kampoeng Dolanan ini berdiri sejak 13 Desember 2016 lalu, yang dibentuk oleh Karang Taruna RT 4 RW 2," ujar Cak Mus yang juga Ketua Komunitas Kampoeng Dolanan kepada detikcom, Jumat (26/10/2018).
![]() |
Komunitas ini berperan memfasilitasi keinginan masyarakat yang rindu akan permainan tradisional atau ingin memperkenalkan anak-anaknya pada permainan ini. Anda tinggal mendatangi markas komunitas ini di Jalan Kenjeran RT 4 RW 2, Kecamatan Simokerto, Kota Surabaya.
Namun Cak Mus memastikan kegiatan mereka tidak hanya berkutat di Kenjeran saja.
"Setiap hari Rabu kami mengadakan Semesta Belajar, hari Minggu kami mengkampanyekan permainan tradisional di car free day. Ada juga kegiatan roadshow ke kota-kota mulai dari Sambang Sekolah, Sambang Dalan, Sambang Event, Sambang Komunitas sampai Sambang Kampung," paparnya.
![]() |
Cak Mus dan rekan-rekannya di Karang Taruna juga tak sendiri. Makin hari, makin banyak relawan yang tertarik untuk membantu kiprah mereka.
"Relawannya sendiri dari tahun pertama ada yang mendaftar lebih dari 100 orang. Tapi kami juga menyeleksi sehingga sekarang sudah masuk angkatan ketiga," katanya.
Bagi Cak Mus, melestarikan permainan tradisional bukanlah hal sepele karena permainan seperti ini bisa mengajarkan etika yang baik untuk anak-anak.
"Banyak filosofi yang bisa diambil dari permainan tradisional, misalnya saja permainan Dakon mengajarkan kita bersedekah. Lebih baik tangan di atas daripada tangan di bawah. Jika anak memainkan Dakon otomatis tangannya akan diangkat ke atas kemudian membagikan isi dari dakon," terangnya.
Ke depan, Cak Mus dan rekan-rekannya ingin membuat Museum Dolanan Tradisional yang dapat dinikmati semua lapisan masyarakat. Mereka juga ingin anak-anak bisa mengembangkan permainan tradisional tanpa perlu meninggalkannya.
"Kami ingin memberdayakan pedagang konvensional, jadi ada perhatian ke arah sana. Anak-anak bisa kreatif untuk mengembangkan permainan tradisonal misalnya saja menghias yoyo yang lebih berwarna nah dari situ anak-anak bisa menjual dan menggunakannya sendiri," pungkasnya. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini